KELUAR DARI ZONA NYAMAN
Oleh MUCH. KHOIRI
Zona nyaman? Ahai, betapa senangnya. Itu di mata pemalas, atau mereka yang memang terfasilitasi untuk hidup berkecukupan atau berlebihan. Namun, berapakah di antara manusia di dunia ini yang akan awet menikmati zona nyaman? Gagasan inilah yang kukobarkan setiap kali kemalasan menyerangku dalam mengerjakan kegiatan harian, terutama menulis. Bagiku, membunuh kemalasan menulis adalah keluar dari zona nyaman itu sendiri.
Begitulah, selain menulis harian, hari ini aku merancang sejumlah tulisan, tidak membiarkan waktu berlalu tanpa kegiatan yang memberikan makna. Bisa saja aku bermalas-malasan atau menonton TV seharian, atau bercengkerama dengan keluarga. Akan tetapi, malas tidak memberikan apa pun kecuali kesia-siaan. Malas itu alasan orang untuk tak mau keluar dari zona nyaman saja.
Menuruti zona nyaman, berarti lunak terhadap hidup—hasilnya tentu tidak ada, karena ia berupa kesia-siaan, jauh dari kata produktif. Jika diteruskan, tidak ada hasil yang akan dipetik, dan karena itu hidup akan menjadi sulit. Dengan kata lain, kalau tidak keluar dari zona nyaman, hidup akan keras kepada aku, dan ini berarti hidup sangat berkuasa atas nasibku. Ini aliran jabariyah.
Hari ini aku telah mencoba keluar dari zona nyaman, melakukan sedikit berbeda dari orang lain ketika liburan datang. Aku menjadi keras terhadap hidup, dengan lembur-lembur membuat rancangan tulisan, aku melakukan investasi tenaga, waktu, pikiran. Aku yakin, semua itu akan menghasilkan sesuatu. Paling tidak, ada harapan untuk memanen apa yang telah aku tanamkan. Bukankah menuangkan rancangan tulisan itu seperti menabur benih, yang suatu saat bisa dilihat hasilnya?
Menjadi pegawai negeri pada siang hari dan penulis di malam hari selama ini telah mengajarkan kepada aku, bahwa hidup ini harus dilawan dengan kerja keras, lembur-lembur, pengorbanan—dan kemudian terwujudlah sejumlah cita-cita atau impian hidup. Andaikata aku tidak mau kerja keras, mana mungkin memberikan hasil—minimal ya kepuasan bathin?
Akhirnya, dengan ketetapan hati, setelah merenung-renung, aku menuliskan ungkapan berikut ini: “Kalau Anda keras terhadap hidup, maka hidup akan lunak terhadap Anda; sebaliknya, kalau Anda lunak terjadap hidup, maka hidup akan sangat keras terhadap Anda.”
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Tulisannya sangat inspiratif Pak Emcho...
Pak Cecep, mantabs. Makasih
Wah sangat menginspirasi, saya bisa belajar banyak dari tulisan bapak, saat juga PNS siang dengan banyak aktivitas, malam masih pada zona nyaman sepertinya
Luar biasa pak, saya akan ikuti trik bapak
Pak Syaihu, saling mengingatkan ya. Mari terus saling berbagi
Selalu menginspirasi. .saatnya saya harus keluar dari zona nyaman yang terlalu saya nikmati selama ini
B Dyahni (bagaimana sy hrs memanggil?), Mari terus menjaga diri agar tdk terlena dlm zona nyaman
Ya pak. Sy sudah dialog ttg hal ini sedari kompasiana dulu ya pak? Kebetulan nama sy dg njenengan sama. N sama2 kompasianer jg. Trims pak khoiri. Trik siang pns n mlm penulis yg bapak debgungkan sejak 2014 lalu cukup menginspirasi sy. Kini di kompasiana sy punya artikel 800an. Di gurusiana 450an. Dan punya 7 buku. Plus 3 buku sedang nego proses terbit. Trims bapak....
Pak Khoeri, benar-benar ajaib. Saya sdh agak lama tidak di Kompasiana, karena fokus menulis buku dan mengawal grup2 menulis dan/atau literasi. Mdh2an kita dipertemukan dlam suatu kesempatan. Aamiin
Tulisan inspiratif. Terima kasih Pak atas pencerahannya.
Super sekali Membunuh kemalasan. Ya.... walaupun kadang kemalasan masih selalu ada pada diri saya. Tulisan yang inspiratif. Semoga bisa saya terapkan
Bu Yanti atau B Anggit ya, mari membunuh kemalasan. Jika tumbuh lagi, ya bunuh lagi. Tmksh telah mampir.
Pak Mulya, kita perlu mengondisikan hidup ini agar tetap bermanfaat.
Pak Slamet, terima kasih banyak, semoga sehat selalu
Subhanallah ..setiap coretan master Emcho selalu menginspirasi.. Smg sy bs mengikuti jejak panjenengan master ..
Semoga Bu, lanjutkan berkarya
Subhanallah ..setiap coretan master Emcho selalu menginspirasi.. Smg sy bs mengikuti jejak panjenengan master ..
Subhanallah ..setiap coretan master Emcho selalu menginspirasi.. Smg sy bs mengikuti jejak panjenengan master ..