Much. Khoiri

MUCH. KHOIRI (nama pena dari Much. Koiri). Lahir di Madiun tahun 1965, kini dosen dan penulis buku dari FBS Universitas Negeri Surabaya (Unesa), trainer, ...

Selengkapnya
Navigasi Web

KELUAR DARI ZONA NYAMAN

Oleh MUCH. KHOIRI

Zona nyaman? Ahai, betapa senangnya. Itu di mata pemalas, atau mereka yang memang terfasilitasi untuk hidup berkecukupan atau berlebihan. Namun, berapakah di antara manusia di dunia ini yang akan awet menikmati zona nyaman? Gagasan inilah yang kukobarkan setiap kali kemalasan menyerangku dalam mengerjakan kegiatan harian, terutama menulis. Bagiku, membunuh kemalasan menulis adalah keluar dari zona nyaman itu sendiri.

Begitulah, selain menulis harian, hari ini aku merancang sejumlah tulisan, tidak membiarkan waktu berlalu tanpa kegiatan yang memberikan makna. Bisa saja aku bermalas-malasan atau menonton TV seharian, atau bercengkerama dengan keluarga. Akan tetapi, malas tidak memberikan apa pun kecuali kesia-siaan. Malas itu alasan orang untuk tak mau keluar dari zona nyaman saja.

Menuruti zona nyaman, berarti lunak terhadap hidup—hasilnya tentu tidak ada, karena ia berupa kesia-siaan, jauh dari kata produktif. Jika diteruskan, tidak ada hasil yang akan dipetik, dan karena itu hidup akan menjadi sulit. Dengan kata lain, kalau tidak keluar dari zona nyaman, hidup akan keras kepada aku, dan ini berarti hidup sangat berkuasa atas nasibku. Ini aliran jabariyah.

Hari ini aku telah mencoba keluar dari zona nyaman, melakukan sedikit berbeda dari orang lain ketika liburan datang. Aku menjadi keras terhadap hidup, dengan lembur-lembur membuat rancangan tulisan, aku melakukan investasi tenaga, waktu, pikiran. Aku yakin, semua itu akan menghasilkan sesuatu. Paling tidak, ada harapan untuk memanen apa yang telah aku tanamkan. Bukankah menuangkan rancangan tulisan itu seperti menabur benih, yang suatu saat bisa dilihat hasilnya?

Menjadi pegawai negeri pada siang hari dan penulis di malam hari selama ini telah mengajarkan kepada aku, bahwa hidup ini harus dilawan dengan kerja keras, lembur-lembur, pengorbanan—dan kemudian terwujudlah sejumlah cita-cita atau impian hidup. Andaikata aku tidak mau kerja keras, mana mungkin memberikan hasil—minimal ya kepuasan bathin?

Akhirnya, dengan ketetapan hati, setelah merenung-renung, aku menuliskan ungkapan berikut ini: “Kalau Anda keras terhadap hidup, maka hidup akan lunak terhadap Anda; sebaliknya, kalau Anda lunak terjadap hidup, maka hidup akan sangat keras terhadap Anda.”

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisannya sangat inspiratif Pak Emcho...

24 Feb
Balas

Pak Cecep, mantabs. Makasih

25 Feb

Wah sangat menginspirasi, saya bisa belajar banyak dari tulisan bapak, saat juga PNS siang dengan banyak aktivitas, malam masih pada zona nyaman sepertinya

24 Feb
Balas

Luar biasa pak, saya akan ikuti trik bapak

24 Feb
Balas

Pak Syaihu, saling mengingatkan ya. Mari terus saling berbagi

24 Feb

Selalu menginspirasi. .saatnya saya harus keluar dari zona nyaman yang terlalu saya nikmati selama ini

24 Feb
Balas

B Dyahni (bagaimana sy hrs memanggil?), Mari terus menjaga diri agar tdk terlena dlm zona nyaman

24 Feb

Ya pak. Sy sudah dialog ttg hal ini sedari kompasiana dulu ya pak? Kebetulan nama sy dg njenengan sama. N sama2 kompasianer jg. Trims pak khoiri. Trik siang pns n mlm penulis yg bapak debgungkan sejak 2014 lalu cukup menginspirasi sy. Kini di kompasiana sy punya artikel 800an. Di gurusiana 450an. Dan punya 7 buku. Plus 3 buku sedang nego proses terbit. Trims bapak....

24 Feb
Balas

Pak Khoeri, benar-benar ajaib. Saya sdh agak lama tidak di Kompasiana, karena fokus menulis buku dan mengawal grup2 menulis dan/atau literasi. Mdh2an kita dipertemukan dlam suatu kesempatan. Aamiin

24 Feb

Tulisan inspiratif. Terima kasih Pak atas pencerahannya.

24 Feb
Balas

Super sekali Membunuh kemalasan. Ya.... walaupun kadang kemalasan masih selalu ada pada diri saya. Tulisan yang inspiratif. Semoga bisa saya terapkan

24 Feb
Balas

Bu Yanti atau B Anggit ya, mari membunuh kemalasan. Jika tumbuh lagi, ya bunuh lagi. Tmksh telah mampir.

24 Feb

Pak Mulya, kita perlu mengondisikan hidup ini agar tetap bermanfaat.

24 Feb
Balas

Pak Slamet, terima kasih banyak, semoga sehat selalu

24 Feb
Balas

Subhanallah ..setiap coretan master Emcho selalu menginspirasi.. Smg sy bs mengikuti jejak panjenengan master ..

24 Feb
Balas

Semoga Bu, lanjutkan berkarya

24 Feb

Subhanallah ..setiap coretan master Emcho selalu menginspirasi.. Smg sy bs mengikuti jejak panjenengan master ..

24 Feb
Balas

Subhanallah ..setiap coretan master Emcho selalu menginspirasi.. Smg sy bs mengikuti jejak panjenengan master ..

24 Feb
Balas



search

New Post