PUZZLE MEMBERI MAKNA
Pernahkah anda bermain Puzzle? Jawabannya bisa pernah, dan bisa juga tidak. Bagi guru PAUD atau orang tua yang punya anak usia dini tentu tidak asing lagi dengan permainan tersebut.
Tahun lalu saat liburan akhir tahun seperti sekarang ini, saya dan keluarga berkunjung ke kampung mertua. Biasanya kami berkumpul di rumah adik istri saya. Dia punya seorang anak yang masih duduk di bangku SD kelas rendah. Namanya Gael. Sayangnya saat ini hal itu tak bisa kami lakukan karena situasi Pandemic Covid-19.
Saat sedang bersantai saya melihat Gael sedang asyik bermain puzzle. Saya pun mendekat dan menyaksikan perilaku anak tersebut bermain puzzlenya. Dia berusaha menyusun potongan demi potongan sesuai dengan pasangannya. Tak jarang dia mengeluh bahkan kesal sambil garuk kepala karena tidak menemukan pasangan yang tepat. Bahkan kadang ketika melihat gambar yang terbentuk, dia malah membongkar susunan yang telah dibuat.
Satu demi satu potongan itu tersusun. Berkat kesabaran dan ketekunannya, akhirnya semua potongan gambar tersusun menjadi satu kesatuan. Saya pun ikut tersenyum melihat aksi kepuasan anak itu. "Yes! Akhirnya selesai," serunya sambil tepuk tangan.
"Kamu hebat ya, bisa menyelesaikan puzzlenya tanpa dibantu." Puji saya sambil mengelus pundaknya.
Puzzle ada beberapa jenis. Ada yang disebut dengan jigsaw puzzle yaitu puzzle yang terdiri dari potongan gambar kecil. Potongan-potongan itu dibuat unik dan tidak simetris. Tapi setiap potongan dirancang sedemikian rupa memiliki pasangan sesuai bentuknya. Jika semua potongan tersusun dengan benar menjadi satu kesatuan akan menjadi satu gambar utuh.
Ada juga puzzle menyusun kata (scrabble), puzzle dengan permainan teka-teki silang, puzzle berpola, kubus rubrik dan puzzle matematika seperti bangun datar ataupun menyusun pola bangun ruang.
Penggunaan puzzle tersebut tentu harus disesuaikan dengan usia anak yang menggunakannya.
Salah satu tujuan dari penggunaan puzzle untuk belajar sambil bermain adalah melatih dan mengembangkan kemampuan berpikir atau kecerdasan otak anak.
Dengan bermain puzzle menurut Ruang Guru Paud, anak akan mendapatkan manfaat: mengasah kecerdasan visual spasial, melatih memori, melatih koordinasi mata dan tangan, melatih kesabaran dan ketekunan anak, membantu meningkatkan daya konsentrasi anak dan melatih kemandirian dan keterampilan sosial.
Pada prinsipnya permainan puzzle itu dirancang untuk menghibur dan ada solusi yang jelas. Puzzle didesain oleh si pembuat sedemikian rupa. Dia permasalahan namun memiliki solusi berupa motif (gambar), pola ataupun bentuk yang sudah ditentukan. Untuk mendapatkan solusi itu maka pemain puzzle harus melakukan proses berpikir ataupun strategi memecahkan permasalahan yang ada.
Nah, sekarang saya tidak akan menguraikan bagaimana cara bermain puzzle. Tapi saya ingin memaknai puzzle itu dalam kehidupan kita.
Ibarat puzzle, kita ini adalah potongan-potongan gambar dalam satu tim. Kita dibuat unik satu sama lain. Keunikan kita telah dirancang oleh Sang Pemberi Kehidupan untuk bisa saling melengkapi satu sama lain. Kelebihan kita akan menutupi kekurangan orang lain. Dan kelebihan orang lain itu akan melengkapi kekurangan yang lainnya lagi.
Begitu seterusnya. Sehingga ketika kita telah tersusun sedemikian rupa menjadi satu kesatuan utuh, maka akan terciptalah suasana kehidupan yang begitu indah, nyaman dan damai dalam tim. Kita akan mampu mencapai tujuan dan cita-cita kita. Bahkan kita akan mampu menemukan solusi permasalahan yang ada dalam tim kita.
Kita telah dirancang oleh Sang Pencipta untuk bisa saling menghibur dan menemukan solusi setiap permasalahan. Hal itu bisa terwujud jika kita semua mengambil peran dan terlibat dalam membentuk pola kebaikan.
Kita bayangkan pada puzzle, andaikan satu saja potongan gambar tidak diikutkan tentu gambar yang dihasilkan tidak akan sesuai dengan rancangan gambar semula. Gambar itu tidak akan sempurna dan tidak akan memberikan keindahan. Apalagi jika lebih dari satu potongan tidak diikutkan. Tentu puzzle itu tidak akan selesai.
Demikian juga dengan kita. Jika dalam satu tim, ada yang tidak mau ikut terlibat dalam melaksanakan program yang telah disusun, mungkin tim itu akan menghadapi suatu masalah. Bahkan tujuan yang direncanakan tidak akan berhasil dicapai. Hasilnya pun tidak akan sempurna.
Sebaliknya, jika setiap individu menempatkan diri sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya, bekerja secara maksimal maka hasilnya juga akan maksimal. Tujuan yang direncanakan tercapai dengan sempurna. Akan ada kepuasan, akan ada kebahagiaan dan akan ada kehidupan yang damai dan nyaman. Jadi mari kita maknai peran dan hidup kita ibarat sebuah puzzle.
Horas, salam literasi!
#Tantangan365hariGurusiana
Gubuk Literasi, 251220-H178
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar