Filosofi Warna Merah dan Guru

Menurut saya ada beberapa filosopi warna merah pada baju yang saya pakai dikaitkan dengan profesi guru dan aktifitas menulis;

1. Merah itu warna darah; darah adalah cairah yang mengalir dalam tubuh dan memiliki ragam kegunaan. Seperti darah, harusnya semangat menulis harus selalu mengalir dalam tubuh setiap guru agar berguna bagi profesi yang ia jalani;

2. Merah itu warna yang menyimbolkan keberanian; sebagai seorang guru kita harus berani mengungkapkan ide-ide ke dalam tulisan dan menulisnya untuk dibaca oleh diri sendiri dan orang lain. Keberanian menulis akan membebaskan kita dari picik berfikir dan mewarnai aktifitas sehari-hari dari rutinitas yang stagnan;

3. Baju merah yang saya pakai pas dan sesuai di badan; seorang guru harus bisa menempatkan tulisannya pada tempat yang benar. Jika MGI adalah grup untuk berinteraksi dalam menulis dan aktifitas guru serta yang berhubungan dengannya, maka hal-hal yang tidak matching, tak perlu ditanggapi berlebihan, agar tulisan itu terpampang cantik secantik penulisnya.

4. Merah itu warna; jika warna yang kita sukai itu berbeda dengan warna yang dipakai orang lain, biarkan saja. Pelangi saja malah semakin cantik dengan beberapa warna. Tak perlu memaksa tulisan sendiri lebih baik dan bagus dibandingkan orang lain, yang terpenting terus saja menulis dan membaca serta memperbaiki kualitas agar ia semakin menarik.

5. Merah itu hasil jepretan photografer yang membidik dengan benar serta selfi yang pas. Kebersamaan dalam hidup berjama'ah atau komunitas guru itu sangat penting agar muncul niat untuk maju bersama. Sendiri itu tak enak lho! Setiap kita butuh orang lain. Motto saling kunjung dan saling sanjung adalah penjabaran dari kebersamaan yang tetap mengedepankan etika.

Ini cerita saya tentang warna merah.