Nila Setitik Membuat Tak Bergidik 'Jangan'
Tantangan Gurusiana Hari ke-155
PESAN singkat itu berbunyi kurang-lebih begini, ‘Setitik nila memang sedikit,tapi dapat saja merusak susu sebelanga’ yang diposting di Facebook pada hari Rabu (17/06/2020) pagi ini. Itu jelas dari peribahasa, kata mutiara orang tua-tua masa lalu. Asli peribahasanya berbunyi begini, “Karena nila setitik, rusak susu sebelanga,” yang bermkna karena kesalahan kecil tapi menimbulkan persoalan yang besar.
Inti pesan itu adalah hati-hati. Berhati-hati dengan apapun masalah. Termasuk masalah yang dianggap masalah kecil. Masalah yang mungkin dipandang sepele. Dipandang sebelah mata bahkan tidak dipandang sama sekali karena dianggap kecil itu. Agak dekat dengan makna peribahasa itu adalah, ‘Orang sering terjatuh di jalan bukan oleh batu besar, tapi justeru terjatuh oleh batu-batu kecil (kerikil)’. Batu besar akan dielakkan sementara batu-batu kecil dianggap sepele dan dilanggar begitu saja. Karena tidak hati-hati, itu maka terjatuhlah.
Saat ini, disadari atau tidak ada sebagian orang, atau mungkin sebagian diantara kita yang memandang hal-hal tertentu sebagai masalah kecil atau sepele. Memandang kecil atau sepele saja tidak masalah. Tapi tidak berhati-hati dengan masalah kecil, itulah masalahnya. Saat tidak waspada dengan hal-hal yang dianggap sepele itu dapat menimbulkan masalah besar.
Contoh yang tetapo hangat sampai saat ini –karena dia masih ada bersama kita-- adalah memandang sepele terhadap kemungkinan penularan covid-19 di zona hijau. Kita tahu, saat ini untuk daerah-daerah dengan PDP yang nol atau sudah nol serta ODP atau OTG yang juga nol, maka daerah itu ditetapkan sebagai daerah dengan sebutan zona hijau. Dan yang ditetapkan warna-warna zona itu tentu saja Pemerintah. Kita tahu, istilah zona hijau, oranye, kuning, merah bahkan –bentuk sarkasme—hitam adalah istilah yang dikaitkan dengan keberadaan covid-19 di daerah tersebut.
Jika sejak awal satu daerah tidak pernah ada penderita atau orang yang diduga menderita corona hingga tiga bulan hebohnya corona, maka daerah itu akan dinyatakan sebagai daerah dengan zona hijau. Jika hanya ada dugaan orang terpapar tapi negative; atau pernah ada dan kini dinyatakan sudah sembuah dan tidak ada lagi kecuali orang yang diduga saja –ODP, OTG—maka daerah itu akan dinyatakan sebagai daerah oranye atau kuning.
Tapi daerah-daerah yang masih ada orang yang dirawat karena positif covid atau masih ada penularan-penularan lainnya, maka daerah ini akan dinyatakan sebagai daerah zona merah bahkan ada yang bergurau menyebut daerah hitam. Nah, zona-zona ini pun dikaitkan dengan boleh-tidaknya sekolah dibuka pada awal Tahun Pelajaran (TP) 2020/202i pertengah Juli 2020 nanti. Daerah hijau dobolehkan sementara zona dengan warna-warni itu tidak diboleh. Pada TP baru nanti tetap di rumah dan Pembelajaran Jarak jauh (PJJ) adalah keputusan yang tak boleh dilanggar.
Pada daerah zona hijau, inilah terkadang dan ternyata ada diantara kita yang mulai memandang sepele perihal kemungkinan penularannya. Padahal, dari Pemerintah sudah nyata arahannya. Segala aktivitas yang dilakukan tetap wajib menggunakan protokoler kesehatan. Masih tetap harus pakai masker, mencuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun serta menjaga jarak ketika harus bertransaksi. Meskipun sudah tidak ada lagi penderita covid di sini, namun potensi penularan tetap saja ada.
Jadi, tidak tepat memandang enteng kebijakan social disntancing dan psyical distancing yang sudah ditetapkan Pemerintah meskipun berada di zona hijau. Memandang sepele ini yang diingatkan oleh peribahasa tadi karena dapat menimbulkan bahaya besar.***
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Paparan yang mantap pak....
Terima kasih, Bu Kartina. Salam literasi.
Mantap bu ulasannya...sukses
Terima kasih, Pak. Ehe, sama-sama Bapak...
Mantap bu ulasannya...sukses
terima kasih lagi, Pak. Kan ada komentar juga, hehe.
Mantap bu ulasannya...sukses
Dan terima kasih juga. Salam literasi dari Karimun, Pak.
Tepat sekali, bapak...barakalloh
Ya, Bu. Terima kasih.