M. Rasyid Nur

Guru Yang Ingin Terus Berguru. Tiada waktu kecuali perjalanan mencari dan menggunakan ilmu. Berguru itu memang tiada batas waktu: sedari akan lahir hingga hidup...

Selengkapnya
Navigasi Web
Butang

Butang

Tantangan Gurusiana Hari ke- 234

BAGI masyarakat Melayu kata ‘butang’ pasti tidak asing lagi. Walaupun jarang atau tidak ditemukan penggunaannya dalam Bahasa Indonesia untuk percakapan sehari-hari, namun dalam Bahasa Melayu (Kepulauan Riau dan sekitarnya) kosa kata butang sudah biasa dipergunakan. Di Negeri jiran, Malaysia atau Singapura sudah lazim penggunaan kata butang ketika berbahasa Melayu. Seperti sudah diketahui di Malaysia, Bahasa Melayu adalah Bahasa Nasional Negara ini sementara di Singapura Bahasa Melayu menjadi bahasa kedua setelah Bahasa Inggeris. Dulunya, konon Bahasa Melayu adalah Bahasa Pertama orang Singapura.

Sesungguhnya kata butang adalah kata yang sudah menjadi (ada) dalam Bahasa Indonesia. Kalau disempatkan membuka Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI), edisi cetakan ke-9 (1997) yang diterbitkan oleh Balai Pustaka, misalnya kita akan menemukan entri kata butang dengan makna kancing baju, dsb di halaman 161. Dan untuk makna kancing baju itulah istilah butang dipakai. Hanya saja tidak untuk semua baju atau pakaian yang dipakai oleh suku Melayu menggunakan istilah butang untuk kancingnya.

Butang adalah kancing Baju Melayu. Maksudnya kancing baju, jenis Baju Melayu yang terkadang oleh sebagian masyarakat salah menyebutnya dengan baju koko. Baju koko sendiri adalah jenis baju yang diidentikkan dengan baju muslim. Sedangkan Baju Melayu atau baju potongan Melayu lebih tepat disebut sebagai Baju Teluk Belanga (KUBI halaman 80). Untuk kancing baju potongan Teluk Belanga inilah istilah butang dipergunakan. Sedangkan jenis baju lainnya tetap menggunakan istilah kancing baju.

Yang istimewa dari butang adalah kedudukannya yang tidak dimatikan pada bajunya. Tidak dijahit sebagaimana kancing baju pada umumnya. Lazimnya, butang dipasangkan dengan memasukkan ke dalam lobang butang yang disediakan pada keududukan butangnya. Jika bajunya menggunakan tiga butang, maka disiapkan tiga lobang. Ada juga dengan jumlah lima butang. Artinya lobangnya juga dibuat sebanyak lima lobang sesuai dengan keinginan yang memakai bajunya.

Saat akan memakai baju terlebih dahulu dipasangkan butang baju ke lobang satu bagian. Biasanya lobang bagian bawah (sebelah kiri). Selanjutnya pada saat baju sudah dikenakan, barulah dipasangkan butangnya pada lobang di sebelahnya sehingga kancing baju itu terpasang sebagaimana kancing baju biasanya.

Ketika baju akan dicuci, biasanya butang baju dilepaskan dan disimpan pada kotak atau pada tempat yang sudah disediakan. Tidak dibiarkan berada di bajunya karena dikhawatirkan akan terlepas pada saat mencucinya. Baik lima atau tiga butang, kesemuanya digabungkan. Lalu disimpan untuk nanti dipakaikan kembali saat akan memakai bajunya. Butang memang lain dari pada kancing baju pada umumnya.

Bahan butang sendiri pada umumnya dibuat dari bahan seperti besi putih atau kuning seperti emas. Atau bisa juga dari bahan tembaga dan lainnya. Bahkan bagi kalangan raja-raja Melayu, butang itu bisa dibuat dari emas yang tentu saja harganya mahal. Karena keududkan butang yang tidak dimatikan pada bajunya, maka satu baju dapat menggunakan berbagai jenis butang secara bergantian.***

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Baru tau itu Pak, sebuah karya seni yg luar biasa Pak, salam...

04 Sep
Balas

Terima kasih, kunjungannya, Bu. Salam.

05 Sep

Baru tahu saya, Pak. Informatif sekali artikelnya, Pak

04 Sep
Balas

Alhamdulillah. Salam literasi, Bu Yuniar.

04 Sep

Malah terpikir batu cincin tadinya. Makasih infonya Pak.

04 Sep
Balas

Hehe, bukan, Bu. Soalnya P. Ramli sering menyebut butang dalam salah satu filimnya.

04 Sep

Wow, tambah pengetahuan pak, butang kancing baju pakai lepas, semacam broskah?

04 Sep
Balas

Ya, pakai lepas Bu Tyas. Tapi tidak persis seperti bros. Kalau bros menggunakan pin atau semat. Sementara butang ada semacam bagian kakinya untuk dimasukkan ke dalam lobang di sebelahnya.

04 Sep

Wah baru tahu saya Pak Rasyid. Salam literasi.

04 Sep
Balas

Ya, Pak Edi. Salam literasi juga.

04 Sep

Wah...terima kasih pengetahuan baru. Sukses , p haji

04 Sep
Balas

Terima kasih, Bu. Salam kompak selalu.

05 Sep

wahh info baru ini bagi saya, terima kasih pak

04 Sep
Balas

Terima kasih, Bu. salam literasi.

05 Sep

baju kurung untuk kaum bapak yang pakai butang ni.

04 Sep
Balas

Oh, ya ya. Kalau ibu-ibu tak pakai butang, bu. Betul. Terima kasih, Bu Hj. Riesa Helmawati.

04 Sep



search

New Post