Mondang Sianturi. Kepala Sekolah Ti

Mondang Sianturi S.Pd Kepala Sekolah Tiara Veritas School , Founder Sweety Day Care & Shineturi Day care...

Selengkapnya
Navigasi Web

TEMPRAMENTAL

Mendidik harus dari hati dan penuh hati- hati..Hari ini saya mengajar seorang anak laki laki yang sudah kelas tiga SD namun belum lancar membaca.Anak tersebut dititipkan di penitipan anak yang saya kelola,Setiap hari diantar pagi hari dan dijemput saat sore ketika orangtuanya pulang bekerja

Karena sekolahnya belum belajar tatap muka, Setiap hari anak ini belajar bersama kami , baik dalam pendampingan saat Zoom juga dalam menyelesaikan tugas- tugas yang diberikan guru SD nya. Awal kami terima sebagai murid di day care kami, tampak anak ini merasa malu ketika ibunya menceritakann bahwa belum lancar membaca,dan memohon bantuan dari kami.

Merasa bertanggung jawab sebagai guru, kami berusaha untuk memberikan pendampingan belajar, namun begitu sulit membujuk anak ini dalam hal menyelesaikan tugas- tugasnya.Seiring waktu berjalan, mulai nampak bahwa emosinya tidak terkontrol dan sering marah marah.Terkadang harus tarik ulur dan berbagai cara kami lakukan supaya dia mau menurut serta mau belajar, terkadang kalau lagi mood dia mau, namun kadang benar benar tidak mau dan semakin sering melawan.

Rasa kasihan dan merasa terbebani kami masih terus mencoba berbagai cara sehingga dia punya minat belajar, berganti jadwal dengan guru lain pun sudah kami lakukan.Anak ini menurut saya, sering menunjukan tingkah laku yang kurang sopan, dimana jika diajak belajar seringkali dia membantah dan wataknya sangat keras. Orangtuanya yang juga bekerja sebagai guru juga sudah merasa kewalahan.

Tadi siang ada tugas PJJ yang harus diselesaikan,Oleh karena itu saya ajak untuk mengerjakan tugas tugas tersebut. Awalnya masih mau dan biasa saja, Namun mungkin merasa terpaksa,karena masih ada tugas- tugas yang lain, dia mulai iseng dan mengganggu anak lain. Saya menasihati dan menyuruh agar dia mau melanjutkan menyelesaikan tugasnya.

Namun apa yang terjadi, ? Anak tersebut justru marah - marah dan berbicara mengeluarkan kata kata kebun binatang, sedikitpun dia tidak merasa bersalah. Emosinya akhiirnya meluap luap, dia berteriak teriak sambil menangis,bahkan melempar barang barang yang dekat dengannya. Temperamen sekali anak itu,susah dibilangi dan ngeyel. Bahkan dia berani memukul saya juga memaki Kaget luar biasa bertahun tahun jadi pendidik baru bertemu murid yang berani melawan .

Untuk menghindari akhirnya saya meninggalkannya, beruntung ada guru yang lain yang berusaha membujuknya supaya diam, karena suaranya sudah sangat mengganggu anak- anak lainnya Salah seorang guru berhasil menenangkannya, Kejadian tersebut langsung saya laporkan kepada orangtuanya. Beberapa guru sudah angkat tangan terhadap anak ini.Sehingga orangtuanya saya undang untuk hadir di tempat penitipan kami.

Sore setelah pulang kerja ayah bundanya pun datang, kami berbincang dan mencari solusi yang tepat buat mendidik anak ini.Menurut penuturan ibunya dibeberapa tempat ,anak ini juga melakukan hal yang sama dan memaki maki orang. Anak ini tergolong anak yang temperamental ,tentu hal ini bisa membahayakan orang lain. Saya menganjurkan agar anak ini diterapi, Sang ayah yang juga sebagai guru sangat merasa malu dan bolak balik meminta maaf kepada kami.

Anaknya disuruh minta maaf kepada kami, namun tetap tidak mau. Hatinya cukup keras, ibunya membujuk tetap tidak mau.Sampai akhirnya mereka berpamitan untuk pulang.Bagaimanakah cara menghadapi anak yang temperamental seperti anak ini? Sampai kapan terus begini? Akankah kami sebagai pendidik akan menyerah? Pertanyaan ini muncul dalam hati.Sekarang hanya bisa berdoa semoga nantinya anak ini bisa terapi agar berubah.

Dilema memang, guru yang biasa mengajar ,mendidik anak orang lain hingga bisa berhasil namun kita sebagai orang tua merasa gagal mendidik anak sendiri,bahkan kadang anak sendiri tidak terhandle karena tuntutan pekerjaan apalagi disaat PJJ seperti sekarang ini.

Semoga kita sebagai guru bisa lebih sabar lagi dalam mendidik anak- anak yang dipercayakan di lembaga kita.Dengan terus mengingat bahwa mendidik harus dari hati dan penuh hati hati.

Tangerang,26 Jan 2022

Mondang Sianturi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen reportasenya, Bunda. Sukses selalu. Salam literasi

26 Jan
Balas

Slm literasi pak.Lama ngk bersuo .hehe

26 Jan

Kasihan ya Bu.

26 Jan
Balas

keren, mendidik dgn hati... salam literasi

26 Jan
Balas



search

New Post