PEJUANG COVID

Pada hari Sabtu ,tanggal 12 Juni 2021 , Penulis menghadiri sebuah resepsi pernikahan yang dihadiri kurang lebih 500 orang.Saat itu kondisi tubuh masih fit dan semua berjalan lancar. Namun sore hari selesai acara saya mulai merasakan kondisi tubuh yang kurang baik, panas dan demam tinggi .Malam harinya, Minggu 13 Juni kembali demam , saya berusaha minum obat.Terkadang suhu tubuh kembali normal,mungkin pengaruh obat dan saya istirahat. Pada hari Senin 14 Juni . kondisi tubuh mulai lemah , flu menyerang penciuman bahkan hilang. Selasa ,15 Juni 2021 , Saya mulai mengigil, batuk dan tenggorokan sudah terasa tidak enak , akhirnya pergi ke klinik dokter Setelah di periksa, dokter menyatakan saya sakit lambung dan diberi obat untuk 3 hari. Namun walau sudah minum obat tersebut , kondisi saya bukan membaik malah semakin buruk.

Kamis, 16 Juni pukul 10.00 wib akhirnya test antigen dan hasilnya Positif. Begitu kaget dan panik. Dokter memberi obat dan menganjurkan agar isolasi mandiri ,mengingat kondisi rumah sakit saat itu penuh.Padahal untuk isolasi mandiri di rumah sangat tidak memungkinkan karena suami mempunyai komorbid yang sangat rentan. Tetapi tidak ada solusi dan akhirnya saya pulang dengan kondisi positif Coviid-19. Jumat, 17 Juni 2021,pukul 08.00 Wib saya memberanikan diri pergi ke RS Covid Siloam Kelapa Dua ,Tangerang .Ada rasa takut saat memasuki IGD RS tersebut, namun karena kondisi semakin memburuk saya tetap memberanikan diri dan bertanya kepada petugas serta menyerahkan hasil antigen . saat itu ternyata kondisi rumah sakit itu benar benar full. Lalu petugas tersebut menyuruh saya antri. Namun beberapa jam menunggu tidak ada tindakan dan saya lihat semua benar-benar sibuk. Beberapa waktu kemudian, sekitar pukul 17.00 wib saya disuruh pulang dengan alasan tidak ada kamar. Saat itu hujan turun deras, dan HP saya lowbat dengan rasa kecewa dan menahan sakit yang luar biasa , saya menangis karena terpaksa harus tinggalkan rumah sakit tersebut, Terbayangkan , jika HP mati akhirnya yg ada kebingungan. Saya pun berusaha minta tolong satpam RS tersebut untuk meminjam charger , namun sia –sia. Tiba - tiba sebuah grab bike memasuki area RS , sepertinya mengantar pesanan. Drivernya basah karena tidak memakai jaket. Setelah dia menitipkan barang yang dibawa ke Satpam, saya pun memanggil dan sang driver mendekat.lalu minta tolong agar saya diantar ke rumah. Dengan penuh keraguan, antara takut dan tidak, driver bilang" Maaf buhujan,saya awalnya dia menolak dan mengatakan “ Maaf ibu saya tidak punya jas hujan". Tetapi saya membujuk “ tolong lah mas”, saya akan bayar dua kali tarif. Akhirnya walau berat hati dia mau. Masih saya ingat benar , berdoa “Tolong Tuhan jangan sampai driver ini tertular dari saya, kasihanilah dia." Saya bersyukur, akhirnya tiba di rumah

Malam harinya,saya merasakan sakit yang luar biasa, kondisi tubuh makin melemah , diare terus menerus dan semakin sesak. Akhirnya saya minta tolong di WA group agar bisa mendapat RS . Pertolongan Tuhan tidak pernah terlambat bagi orang yang mengandalkanNYA. Sekitar pukul 24.00 wib , berkat bantuan seorang sahabat, yang bernama suster Olga yang kebetulan bekerja di RS tersebut, akhirnya saya bisa dirawat . Selama 10 hari saya harus opname, hanya berdoa dan pasrah. menahan sakit, tidak selera makan bahkan harus disuntik pagi sore . terus berjuang untuk bebas dari Covid . Terpujilah Tuhan yang memberi kesembuhan bagi saya , Semoga tidak ada lagi yang terkena Covid .

Biografi Penulis

Rumondang Sianturi , lahir di Sidikalang .tinggal di Kab.Tangerang.Kepala Sekolah TK Tiara Veritas,Founder Taman Penitipan Anak “ Sweety Day Care dan merupakan Pendiri sekolah gratis TK Cikande . Aktif sebagai penulis di tabloid Tapen dan memiliki buku solo yang berjudul “ Metode Pembelajaran Berbasis Sentra” serta beberapa buku Antologi.

HP 081321056534 email:[email protected]