M. MAGHFUR QUMAIDI

Lahir di kabupaten kediri, pendidikan mulai dari SD sampai Madrasah Aliah di tempuh di kota kelahiran, tepatnya SDN keling 1, MTsN Model Pare (sekarang MTsN 1 K...

Selengkapnya
Navigasi Web
Literasi Menulis itu Nilai Tambah

Literasi Menulis itu Nilai Tambah

Beberapa waktu yang lalu saya menulis, tentang pelayanan prima pendidikan, yaitu pelayanan yang mutlak harus dilakukan oleh pendidikan. Hakikatnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, bukan hanya senyum sapa salam dan kecepatan pelayanan administratif. Namun, ada harapan yang lebih besar dari itu.

Tiba-tiba saya teringat bapak saya. Ketika saya lulus MTsN di kota sekitar tempat tinggal saya. Saat itu, setelah lulus, saya ingin melanjutkan pendidikan Di SPMA / Sekolah pertanian. Bapak melarang keras saya untuk sekolah di tempat tersebut. Bapak dengan mudah mengatakan, "Kalau mencari ilmu bertani. Tak usah sekolah, saya bisa mengajari sendiri." Dia juga mengatakan, "Carilah sekolah yang tak mungkin saya mengajarinya." Akhirnya saya sekolah di Madrasah Aliyah. Saya juga tak tahu kenapa di setujui. Apakah karena alasan tersebut atau karena alasan lain.

Bapak lulusan pesantren, yang hanya bisa menulis dan membaca huruf arab. Saya dulu yang bagian menyalin tulisan arabnya menjadi latin, bila bapak mencatat keperluan pertanian termasuk hasil panen dan gaji pekerjanya. Sudah lupakan itu. Bapak sudah almarhum setelah ibu beberapa tahun meninggalkan kami semua. Semoga amal baiknya diterima Allah, dan khilafnya diampuni.

Kembali pada pelayanan prima pedidikan. Bahwa ternyata keinginan orang tua simple, mereka mengharapkan sesuatu yang lebih yang tak mampu atau tak sempat diajarkan oleh orang tuanya ketika di rumah dan di lingkungan tempat tinggalnya.

Saya masih mencari dan meraba, benarkah pendidikan yang diharapkan oleh masyarakat seperti yang diinginkan oleh almarhum kedua orang tua saya.

Kemudian alasan itu, saya coba untuk menghubungkan dengan, ketika memanggil wali murid yang anaknya berhasil menulis buku. Terus terang kami ragu untuk menyampaikan itu. Karena progres itu ada konsekwensi yang harus ditanggung wali murid. Tanpa kami duga ternyata orang tua sangat antusias, bahkan menyambut dengan gembira atas apa yang diraih anaknya. Mereka pun siap menanggung. Rasanya plong. Karena buku anak-anak mereka akan segera terbit.

Dengan dua kejadian itu, meski kesimpulan saya belum tentu benar. Bahwa kegiatan literasi sebenarnya diharapkan oleh mereka. Mungkin alasanya tak bisa diajarkan di rumah oleh orang tuanya. Sedangkan kegiatan lain masih mungkin. Tapi yang jelas mereka sangat positif.Wallahu a'lam. Salam literasi.

Kampung Inggris. 22 Oktober 2019

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post