Mimpiku dan Mimpimu Mungkin Sama, Tetapi Hanya Aku yang Mau Mewujudkannya
Sengaja saya menulis judul yang panjang layaknya judul FTV kekinian. Judul ala FTV diharapkan dapat menarik minat orang untuk ingin tahu. Rasa ingin tahu menerbitkan stalking yang membuat tulisan saya dibaca.
Sama halnya dengan perpustakaan. Saat masih sekolah sebagai siswa bertahun-tahun lalu, saya adalah pengunjung perpustakaan setia. Sayangnya, yang setia itu hanya saya, sedangkan teman lainnya setia dengan kantin sekolah. Hingga kini saya berada di sekolah sebagai guru, perpustakaan belum jadi tempat menarik bagi siswa. Meski sudah diisi dengan buku cerita anak, ensiklopedia yang penuh warna, siswa tetap enggan melangkahkan kaki ke perpustakaan. Seharusnya ada sesuatu yang membuat siswa 'kepo' dengan perpustakaan'.
Saat ini banyak guru kreatif menjadikan pojok kelasnya sebagai area membaca. Namun, ternyata hal itu belum cukup untuk meningkatkan kecintaan terhadap kegiatan literasi. Siswa masih lebih memilih kegiatan lain daripada membaca, menulis atau bereksperimen dengan karya baru.
Saatnya kini kita menjadikan perpustakaan menjadi idaman. Mimpi yang saya bangun adalah anak-anak memiliki buku karyanya sendiri, sehingga perpustakaan dipenuhi buku mereka. Saat perpustakaan diisi oleh buku mereka kemungkinan rasa memiliki dan cinta pada perpustakaan lebih tinggi.
Seluruh pendidik pasti tak asing dengan istilah kecerdasan majemuk (multiple intelligency). Setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda. Maka, kita harus mampu mengakomodir seluruh kecerdasan itu dalam skema perpustakaan.
Cara belajar siswa yang berbeda juga harus jadi hal yang dipikirkan untuk membangun perpustakaan idaman. Perpustakaan harus mampu memberikan ruang yang menyenangkan bagi si anak audio, visual, kinestik ataupun gabungannya.
Mari bangun dari tidur panjang, wujudkan perpustakaan impian menjadi perpustakaan idaman.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar