Mirdayanti

Guru Biologi di SMAN 1 Kinali, Pasaman Barat, Sumbar. Seorang istri, ibu dari 2 anak dan Uci dari dua orang cucu....

Selengkapnya
Navigasi Web

Tukang Catat

Tahun 1979 saya masuk SMP, saya sekolah di SMP 1 Padang. Di sanalah saya mulai mengenal tugas murid selain menuntut ilmu, yaitu tukang catat.

Saya tak ingat lagi apa sebabnya saya yang ditunjuk, apakah atas rekomendasi teman atau spontan bu guru menunjuk saya, pelajarannya bahasa Indonesia.

Hampir setiap belajar bahasa Indonesia, bu guru membuka pelajaran, memberi pengantar, lalu memanggil saya ke depan, menyuruh saya mencatatkan materi di papan tulis lalu beliau pergi ke kantor. Setelah itu saya akan meminjam catatan teman untuk saya bawa pulang, dan mencatat untuk saya sendiri.

Keuntungannya, saya lebih ingat materi bahasa Indonesia, karena saya membaca dulu untuk ditulis di papan, dan di rumah membuat lagi ke catatan saya sendiri.

Sebelumnya saya pikir bu guru itu di kantor ada pekerjaan lain yang tidak bisa ditinggal, walau saya tak bisa mengira itu pekerjaan apa. Tetapi sekali waktu saat saya sedang mencatat di papan, ada tulisan yang saya tidak paham, maka saya ke kantor mencari bu guru tersebut untuk bertanya. Saat itulah saya melihat beliau sedang mengobrol, mengunyah makanan sambil tertawa-tawa dengan guru lain. Saat itu saya merasa dikhianati, mengapa beliau mengalihkan tanggung jawab kepada saya? Sementara beliau bukan mengerjakan hal yang penting.

Mulai hari itu pandangan saya berubah, dan menyadari beliau bukan guru yang baik, tetapi saya tak mungkin menolak pekerjaan tukang catat tersebut.

Untunglah saat naik kelas dua, gurunya bertukar. Justru saat di kelas dua saya mendapat guru bahasa Indonesia terfavorit selama saya sekolah. Beliau perempuan yang masih sangat muda dan sangat menguasai materi kesusastraan tentang puisi dan novel. Yang lebih utama, saya tak pernah lagi mendapat tugas jadi tukang catat.

Apakah selama saya menjadi guru pernah menugaskan murid mencatat ke papan? Pernah, tetapi untuk kasus darurat. Saat saya sedang menjelaskan materi tiba-tiba ada guru piket datang mengatakan ada wali murid mencari saya, atau ada kepala sekolah memanggil saya ke kantor. Tetapi hal itu tidak lama, dan bukan saya sengaja untuk mengelakkan tanggung jawab di kelas.

Lagi pula, anak sekarang tidak akan mau menjadi tukang catat. Saat ditugaskan, mereka duduk di meja guru mendiktekan kepada teman sekelasnya. Yang lebih praktis, ketua kelas memfoto tugas tersebut, mengirimnya ke grup WA kelas dan menyuruh temannya menyelesaikan dengan melihat pesan di HP tersebut.

385
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mantap Uni. Ternyata sama juga dengan saya. Sejak SMP sampai kuliah.. hehe. Sukses selalu

24 Apr
Balas

Wah..Lama sekali jabatan tukang catatnya Diak.

24 Apr

Hehe...bgt lah gr zaman dl. Kl skrng? Waahh...bakal habis dilaporin gr ke Dinas Pend. Hehe....

23 Apr
Balas

Betul Bu..

24 Apr

Sekarang masih ada kok guru seperti itu, Bu. Bukan di tempat saya. Kalau ditempat saya? Langsung kukut. Hehe.... Salam sukses, Bu.

23 Apr
Balas

Semoga makin lama makin habis sikap salah ini. Terima kasih Bu Cicik.

24 Apr



search

New Post