Mirdayanti

Guru Biologi di SMAN 1 Kinali, Pasaman Barat, Sumbar. Seorang istri, ibu dari 2 anak dan Uci dari dua orang cucu....

Selengkapnya
Navigasi Web
Perut Ikan
Sumber: Pribadi

Perut Ikan

Dua hari yang lalu seorang siswa waliku bernama Revita mengirim pesan,”Ibu mau perut ikan?” Aku tentu saja heran dengan yang dia maksud. Saya tahu dia anak pesisir, tapi masih satu kecamatan, di sana tidak ada SMA sehingga dia harus kos dekat SMA.

“Perut ikan apa?” tanyaku.

Dia lalu mengirim foto, sesuatu yang terlihat seperti usus ayam, bercampur dengan telur ikan.

“ Ibu mau?” ulangnya.

“ Cara masaknya diapakan?”

“Dibuat sala bisa juga Bu.”

Sala adalah makanan tradisonal Minang berbentuk bulat sebesar kelereng, yang terbuat dari campuran tepung beras dan daging ikan.

Saya menghargai niat baiknya, saya tidak berpikir tentang gratifikasi atau apalah, barangkali bahan itu melimpah di rumahnya, dan ibunya ingin berbagi.

“Boleh Revita, bawalah besok.”

Kemarin, setelah selesai acara muhasabah, saat saya baru sampai di rumah, terdengar ketukan di pintu. Saat saya membuka pintu Revita berdiri di sana, dengan satu kantong kresek. Ia meyerahkannya pada saya. Saat saya membuka, ada wadah plastik yang dingin karena keluar dari freezer. Di dalamnya penuh berisi bahan yang dia maksud. Saya kaget mengapa sebanyak itu yang dia beri. “Kan bisa disimpan lagi di freezer Bu.” katanya. Saya mengucapkan terima kasih lalu dia pulang.

Tinggallah saya kebingungan dengan sesuatu yang tak pernah saya makan sebelumnya. Bentuknya seperti usus ayam, saya tak tahu itu apanya ikan, kalau telurnya saya tahu. Saya sampai berpikir, betulkah ini bisa dimakan?

Akhirnya bahan itu saya bagi empat, untuk saya satu bagian, yang tiga bagian lagi saya bagi ke tetangga. Mereka tentu juga bertanya, saya jelaskan apa adanya saja. Sorenya saya telepon ibu Revita mengucapkan terima kasih. Sekalian bertanya cara memasaknya.

“Dibuat kalio Bu, ga usah dicampur apa-apa.”

Oh Okelah. Kalio itu masakan pra randang, sudah kental, tapi belum berdedak seperti randang.

Pagi tadi perut dan telur ikan itu saya kalio. Seperti bayangan saya, karena dia lunak, maka menyatu saja dengan kuah santan. Tidak seperti ikan atau ayam yang masih terlihat wujudnya saatnya jadi kalio atau randang. Rasanya bagaimana? Gurih, lumayanlah, yang jelas mengandung protein.

Menurut Anda, yang saya terima ini termasuk gratifikasikah?

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Menurut saya bukan. Anak tulus kok ngasihnya. Bagi2 rezeki hehe...

04 Mar
Balas

Saya kalau diberi makanan titipan orang tua siswa, saya ga tega menolak. Karena saya tahu itu pasti diniatkan.

06 Mar

gratifikasi? Semoga saja tidak

02 Mar
Balas

I hope so...

06 Mar

Hahaha....gratisi fikasi bunda. Gratifikasi....sht sllu

03 Mar
Balas

Gratis fikasi ya Bu, bisa aja..

06 Mar

Semoga bukan ya Bun. Rezeki jangan ditolak.

02 Mar
Balas

Bener Bu, rasanya kasar sekali kalau menolak.

06 Mar

Masya Allah.Izin follow ya Bun.

03 Mar
Balas

Terimakasih Bu Sulis, silakan Bu, saya akan follow balik.

03 Mar



search

New Post