Mirdayanti

Guru Biologi di SMAN 1 Kinali, Pasaman Barat, Sumbar. Seorang istri, ibu dari 2 anak dan Uci dari dua orang cucu....

Selengkapnya
Navigasi Web

Belut

Setelah makan malam dan salat Isya, seperti biasa suami duduk di teras sambil main HP. Saat itu hampir pukul 20.30 saat kudengar dia bercakap-cakap dengan seseorang, kemudian suamiku memanggilku ke teras.

Ada seorang anak laki-laki di teras, umurnya sekitar 10 tahun, membawa kresek berisi sesuatu.

"Dia menawarkan belut," kata suamiku.

Sebetulnya ini bukan lagi waktu yang tepat untuk jual beli ikan, tapi saya bertanya juga.

"Rumahmu di mana?"

Dia mengatakan alamat di kelompok rumah di belakang tempat tinggalku. Saya juga bertanya siapa orang tuanya, dia menyebutkan nama, tapi saya tidak kenal.

"Berapa banyak belutnya?"

"Sembilan ekor, ukurannya tidak sama. Sudah ditimbang tadi, kurang sedikit dari sekilo," jawabnya.

"Berapa kamu jual?"

"Enam puluh ribu."

Di pasar harga belut sekilo 80.000, tapi di pasar saya terima bersih, sudah disiangi , digeprek dan dipotong-potong.

Sudah malam, ingin rasanya saya mengatakan tidak ingin membeli. Saya membayangkan repotnya menyiangi belut yang licin dan aktif. Tetapi saya berpikir lagi, siapa tahu Allah mengabulkan doanya agar belut ini terjual, dan itu melalui saya. Jadi saya memutuskan bersedia membeli.

"Ibu mau membeli, tapi 50.000 ya, karena kalau beli di pasar sudah disiangi "

"Boleh Bu, ga apa-apa."

Dia menerima uang 50.000 itu, kemudian dia meninggalkan halaman rumah kami. Setelah itu saya mendengar percakapan di luar pagar rumah, lalu ada suara motor menjauh. Mungkin ayahnya yang menyuruh dan ayahnya menunggu di motor.

Saya menimbang belut itu sebelum disiangi. Beratnya 8,5 ons, di pasar itu sekitar 65.000. Tetapi di pasar tidak perlu perjuangan seperti yang terjadi berikutnya.

Saya mengeksekusi belut-belut itu di bak cuci piring. Ada lima ekor yang hidup, empat ekor sudah mati. Butuh waktu 20 menit hingga semua belut bersih dan masuk ke dalam freezer. Bak cuci piring seperti arena pertumpahan darah. Saya sendiri kecipratan darahnya di tangan dan di daster. Saya harus mengepel lantai dapur kemudian mandi malam ini.

Saya berharap, semoga memang uang 50.000 itu bisa membantu kebutuhan mereka untuk besok hari. Saya sendiri cukup senang, ada sekotak penuh belut di freezer untuk stok lauk makan kami.

378
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Rancak bana Uni. Sukses selalu

17 Apr
Balas

Mau dong, Bund. Kirim ke sini ya? Hehe....

17 Apr
Balas

Suka belut juga Bu? Di sini banyak yang tak suka, makanya kalau mereka mancing dan ada belutnya, trus dijual saja.

17 Apr



search

New Post