Part : 1

Tagur 365/ hari ke-13

Suasana sekolah tampak lengang, guru dan murid sibuk di kelas masing-masing dengan berbagai aktivitasnya.

“Braaaaaakkkkk…”

Keheningan yang menentramkan tiba-tiba pecah berantakan oleh suara keras yang datang dari ruang guru. Seorang ibu memukul meja di ruang guru dengan wajah memerah dibakar amarah.

“Maaf, apakah ada yang bisa kami bantu?” tanya Bu Lia guru yang duduk paling ujung dekat pintu. Orang yang paling dekat dengan sumber suara.

“Saya ingin bertemu dengan guru wali kelas Tiara.”

“Ya, Bu, ada masalah apa?,” sambungku.

“Anak saya sejak kelas 1 SD sampai kelas 6 selalu peringkat I. Mengapa sejak sekolah di sini tidak lagi mendapat peringkat. Saya pikir sekolah ini adalah sekolah yang paling bagus. Saya sangat kecewa.”

“Maaf Bu, mari kita bicarakan baik-baik. Masalahnya apa?”

“Ibu wali kelas anak saya? Anak saya bernama Tiara.”

“Iya Bu, saya wali kelasnya. Mari kita bicarakan di ruang kepala sekolah.”

“Saya tidak takut dihadapkan kepala sekolah.”

“Bukan begitu Bu. Kita tidak mungkin berbicara di sini, banyak orang. Kita akan meminjam ruang kepala sekolah.”

Ibu tadi bisa mengerti perkataanku dan mengikuti langkahku.

“Sebenarnya ada masalah apa dengan Tiara, Bu?’

“Saya sangat kecewa terhadap sekolah. Sejak sekolah di sini, Tiara bukannya menjadi pintar tetapi sebaliknya. Di SD ia selalu mendapat peringkat I, banyak kejuaraan yang ia dapatkan. Sejak SMP, ia menjadi malas, nilainya juga tidak maksimal.”

“Maaf Bu, untuk mengetahui penyebab Tiara tidak lagi prestasi, pihak sekolah harus mencari tahu penyebab yang sebenarnya,Bu,” jawabku mencoba memberi pengertian pada orang tua Tiara.

“Butuh waktu berapa lama?”

“Secepatnya, saya akan memanggil Tiara. Kalau sudah menemukan jawaban yang pasti, saya akan hubungi Ibu.”

Bersambung….