Alam Belitung Kala Itu
Bumi Merintih
Air likat yang mengalir
Kecipaknya tak seindah dulu
Hijau pohon yang berderet
Kini hilang tak berbekas
Bila alam telah terjarah tangan-tangan keserakahan
Bumi mengelepar perih
Merintih sedih
Lumpur kental menebar amis
Merangkai kesuraman
Mengepung kehancuran
Menjarah tak terperikan
Tangan-tangan keserakahan
Menggapai-gapai setumpuk harapan
Tanpa menghiraukan
Gelebat kehidupan kedepan
Bila tangan-tangan keserakahan
Berbaur dengan keegoisan
Mengeruk habis
Bumipun hanya menangis
Tak ada kejernihan
Tak ada keteduhan
Alam tak menjanjikan kebersamaan
Bumipun merintih perih
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, Subhanallah. Ikut prihatin
Iya, Bu Min... Saya juga ikut sedih. Lihat Belitung dari pesawat tampak kerusakan alamnya. Kerusakan juga terus terjadi ke desa-desa ketika pabrik-pabrik pindah ke daerah-daerah di Jawa, Semoga tangan-tangan Tuhan melalui para pengambil kebijakan dan pemuda bisa mengurangi kerusakannya.
Puisinya keren say. Menggambarkn keadaan bumi akibat tangan2 serakah hanya memikirkn kepentingan pribadi.
Makasih Bpk Ibu yg sdh mampir...
Na'udzubillah... Smg kita dijauhkan dr perbuatan2 yg merusak. Alam tetasp lestari & terjaga dg baik. Puisi yg bagus, Bunda... Smg sukses.
Ulah sekelompok orang nantinya bisa merugikan orang banyak, keren Bu
Puisinya luar biasa, keren banget, sukses selalu untuk Ibu
Ulah segelintir orang meresahkan banyak orang, keren puisinya semoga sukses selalu buat Ibu Minarti
Keren puisinya dan oenggunaan majas personifikasi membuat puisi jadi lebih mantap.
Keren kak. Salam literasi
Keren Bu puisinya. Salam sukses selalu Ibu
keren bun puisinya, tetap semangat, salam sukses
ikut prihatin, diksi yang indah membuat saya terhanyut dalam keperihan alamnya, keren... salam sukses selalu
Duh sedih,,, bahasanya keren sekali bunda. Deskriptif jadi mengharu biru