Seragam Sarimbit
Lebaran hari kedua masih di rumah saja, tidak ada rencana kemana-mana. Meskipun terasa hambar tetap saja harus bersyukur masih bisa merayakannya bersama keluarga tercinta. Kebiasaan keliling ke rumah-rumah saudara juga terpaksa ditiadakan. Alhasil yang biasanya jam empat sore baru di rumah lagi, lebaran kali ini jam sembilan pagi sudah di rumah lagi.
Di tengah suasana yang dihimbau pemerintah untuk tetap di rumah tak mengubah banyak tradisi lebaran seperti tahun-tahun sebelumnya. Seperti tradisi pakai baju baru. Memakai baju baru itu bukan keharusan, cuma berasa kurang saat lebaran harus pakai baju lama yang baru dipakai satu kali. Apalagi sekarang sedang trending juga ucapan selamat hari raya dengan background foto keluarga. Copas tak masalah, yang penting bisa mengucapkan ke orang lain dengan berbagai model tulisan ucapan dan juga gambar.
Kalau diperhatikan seneng rasanya melihat satu keluarga dengan anak yang sudah besar bahkan ada juga yang masih kecil-kecil kompak dalam hal berpakaian. Warna dan model baju yang sama. Sang ibu dengan anak perempuannya dan sang ayah dengan anak laki-lakinya. Lebih kerennya disebut sarimbitan. Jadi gak cuma batik yang bisa sarimbitan. Dengan berpakaian sarimbit, pastinya akan membutuhkan persiapan waktu yang lumayan lama sebelum lebaran tiba. Dari pilih model, pilih bahan, pilih warna, dan juga pilih penjahit.
Sayangnya kebiasaan sarimbitan seperti itu tidak berlaku untuk jagoan-jagoan. Sejak dari kecil jagoan-jagoan tidak pernah merasa nyaman kalau disuruh menggunakan hem atau kemeja, apalagi batik. Pernah membeli kemeja pun cuma betah dipakai dua jam. Habis itu tersimpan rapi di lemari pakaian. Mungkin karena badannya gemuk jadi lebih suka baju-baju yang santai dari bahan kaos. Sungguh sangat disayangkan saat berharap bisa sarimbitan jagoan-jagoan langsung menolak mentah-mentah. Padahal melihat orang-orang yang bisa sarimbitan itu terpancar kebahagiaan menikmati kebersamaan saat lebaran. Menunjukkan kekompakan antaranggota keluarga.
Tidak bisa dipaksakan kebiasaan masing-masing keluarga apalagi dalam hal berpakaian. Ada yang mengutamakan model, ada juga yang mengutamakan kenyamanan, tapi ada yang dua-duanya. Biarpun baju-baju santai yang dikenakan saat lebaran, itu adalah pilihan jagoan-jagoan. Toh jagoan-jagoan bahagia dan menikmati lebaran dengan menggunakan baju baru yang simple.
Sebenarnya baju baru bukan keharusan saat lebaran, tapi tradisi turun temurun yang akan selalu ada dan tidak akan pernah hilang. Yang paling penting lagi bukan masalah baju barunya, tapi jiwa yang kembali baru setelah saling memaafkan satu sama lain. Lebaran penuh cerita dan selalu punya cerita.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Selamat hr ry idul fitri bun...Minta maaf lahir dan batin juga Terima kasih bunda
Setuju Bund... Masih ada baju yang lama. Selamat lebaran, mhn maaf lahir batin.
Semoga tetap bisa berlebaran dgn bahagia ya bund meski tak berseragam... Slamat hari raya. Mohon maaf lahir dan batin ya bund..
Alhamdulillah tetap bersyukur bisa berkumpul bersama keluarga. Mohon maaf lahir dan batin juga ..Terima kasih bun
Kembalinya jiwa menjadi suci dan bersih.. Itu yang utama... He.. He.. Salam
Betul pak... Terima kasih.Salam literasi
Mantap bun, Mohon maaf lahir dan batin
Terima kasih bun....Mohon maaf lahir batin juga...