Milla Efendy

Milati Masruroh tapi dikenalnya Milla Efendy. Lahir di Brebes, 02 Mei 1979. Guru Kimia di SMA N 1 Paguyangan sejak tahun 2022 ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Prinsip Hidup

Umur, jodoh, dan rizqi itu telah ditentukan. Tapi, tidak ada yang pernah tahu kapan Allah akan mencabut nyawa seseorang dengan perantara malaikat izroil. Tidak akan pernah tahu sang jodoh yang akan menemani sehidup semati itu siapa. Bahkan rizqi setiap orang pun tidak pernah tahu. Hanya beranggapan masing-masing orang itu akan mengalami yang namanya roda berputar.

Seseorang yang sedang berada pada kondisi berkecukupan dan dianggap mapan, seringkali lupa dengan anggapan roda yang berputar itu. Seakan-akan lupa kewajibannya untuk berbagi dengan sesama. Sedangkan orang yang sedang terpuruk menganggap hidupnya hancur dan merasa Allah tidak adil untuk dirinya. Berkecukupan itu relatif, dari mana sudut pandangnya. Semakin banyak penghasilan akan semakin banyak pula pengeluarannya. Kalau tidak bisa mengaturnya, justru pengeluaran akan lebih besar dari pemasukannya.

Setiap orang punya prinsip sendiri-sendiri. Ada yang beranggapan tanpa hutang tidak bakalan memiliki sesuatu yang diinginkan, seperti rumah, mobil, baju, tas, dan yang lainnya. Ada juga yang beranggapan mengumpulkan sedikit demi sedikit yang penting terbebas dari hutang.

Dalam hal jodoh juga setiap orang punya prinsip yang berbeda. Ada yang menikah muda dengan alasan saat anak-anak sudah besar dan kuliah, masih kuat bekerja untuk membiayai. Toh rizqi pasti ada sesudah menikah. Tetapi, yang punya prinsip selagi belum punya pekerjaan tetap dan belum mapan, akan berpikir dua sampai tiga kali untuk menikah. Sehingga banyak yang usia di atas 30 tahun masih betah sendiri.

Di sisi lain, ada orang tua yang sengaja menjodohkan anaknya sendiri dengan saudara sepupu ataupun saudara jauh. Dengan pertimbangan, biar tetap menjadi keluarga. Tetapi, anggapan orang lain, ada ketakutan harta akan pindah tangan kalau tidak menikahi saudara sendiri.

Zaman sekarang, orang tua lebih bijak dan fleksibel. Dalam masalah jodoh, cenderung memberi kebebasan pada sang buah hati untuk menentukan pilihan hidupnya. Begitu juga untuk masalah pekerjaan. Sang anak lah yang menentukan jenis pekerjaan yang diinginkan. Jadi seperti pepatah jawa ibarat layang-layang yang dilepas, tapi masih dipegang buntutnya. Karena bagaimana pun anak-anak juga butuh kebebasan untuk menentukan pilihan baik pekerjaan maupun seseorang yang akan mendampingi hidupnya.

Tidak ada yang bisa memaksa seseorang untuk merubah prinsip itu. Bagaimanapun prinsip setiap orang harus dihargai dan dihormati.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post