Mihartini

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
MENCARI SEBONGKAH BERLIAN (TAGURSIANA HARI KE-13)
https://pixabay.com/id/illustrations/berlian-3d-render-perhiasan-3213873/

MENCARI SEBONGKAH BERLIAN (TAGURSIANA HARI KE-13)

“Mang, batagornya satu, siomaynya juga satu” kataku sambil menggeser kursi yang disediakan untuk para pembeli yang sedang antre.

Siap, Ibu” kata mamang tukang batagor sambil asyik menyiapkan beberapa pesanan. Cukup lumayan juga yang antre. “Batagor Geulis” ini memang sudah terkenal karena cita rasanya. Tak heran bila pembelinya selalu antre.

“Mang, memang dari Bandung, ya? tanyaku saat antrean sudah mulai berkurang, hanya tinggal aku dan seorang remaja dan satu orang bapak yang duduk di atas sepeda motor. Ini merupakan kesempatan bagiku untuk bertanya. Dan memang sudah kebiasaanku selalu ingin sedikit ngobrol. Apalagi bila bertemu dengan orang yang sama-sama merantau dan berasal dari daerah yang sama.

“Iya, Bu.” jawabnya sambil menyodorkan pesanan kepada seorang bapak yang merupakan pembeli terakhir sebelum aku.

“Sama dong, Mang. Mamang Bandungnya di mana? tanyaku penasaran.

“Saya dari Tasik, Bu. Kalau Ibu dari mana?” Mamang batagor balik bertanya.

“Saya dari Kota Bandungnya. Kalau Tasik mah bukan Bandung atuh Mang.” kataku sambil tetawa. “ Akhirnya kami pun asyik ngobrol dengan bahasa Sunda.

Ada kalimat yang menggelitik di akhir obrolan kami yang dilontarkan mamang batagor. yang saya terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.

“Duh, gini dah Bu. Saya jauh-jauh pergi merantau demi sesuap nasi.”

Aku heran, kenapa para pedagang yang merantau, atau siapapun yang mencari rizki, bahasanya selalu klise, “mencari sesuap nasi”. Tapi saya yakin, bahasa klise ini hanya sebagai ungkapan merendah. Tapi jujur saja, penulis kurang sependapat dengan ungkapan klise tersebut. Karena penulis meyakini, apa yang kita ucapkan itu seringkali menjadi doa. Oleh karena itu, alangkah lebih bijaknya apabila kalimat-kalimat yang diungkapka itu diubah menjadi hal yang posistif dan sekaligus berharap bisa menjadi doa buat kita dan makbul.

Penulis jadi teringat akan sepenggal lirik lagu group band “Wali” yang termuat dalam lagu Aku Bukan Bang Thoyib berikut:

Aku lagi sibuk sayang, aku lagi kerja sayang

Untuk membeli beras dan sebongkah berlian

Mungkin bagi sebagian orang, saat mendengar lagu tersebut hanya memandang biasa saja, karena hanya sebuah lagu. Atau mungkin ada yang hanya memandang dengan sebelah mata. Tapi sesungguhnya bila kita mau memaknai lebih jauh, lirik lagu tersebut merupakan sebuah ajakan untuk mengubah pola pikir kita selama ini. Lirik lagu tersebut sesungguhya bisa dijadikan sebagai bahan inspirasi agar setiap usaha yang kita lakukan dibarengi dengan harapan dan doa yang tinggi. Dengan kata lain, apa yang kita ungkapan harus menunjukkan husnuzhon kepada Allah. Bukankah Allah telah menyatakan bahwa Allah akan bergantung pada prasangka hamba-Ku pada-Ku. Kalau kita berprasangka baik, maka insya Allah akan kita dapatkan yang baik juga, begitupun sebaliknya.

Contoh lain yang sering kita dengar, saat ada anak atau siswa binaannya mau ikut berlomba, tidak jarang kita ucapkan: “Yang penting punya pengalaman”. Akhirnya apa yang terjadi? Ya didapat hanya pengalaman saja. Apa benar? Bukankah setiap yang berlomba sejatinya menginginkan juara. Pikiran penulis sulit berterima apabila yang mau berlomba hanya ingin dapat pengalaman. Dan penulis pun sangat yakin, kata-kata melemahkan tersebut hanya diungkapkan oleh orang-orang yang kalah, sehingga ungkapan itu keluar sebagai penutup kekecewaan yang dialaminya.

Mari kita belajar mengubah pola pikir agar bisa mendapatkan sesuatu yang lebih baik. Mari kita ubah, harapan mencari sesuap nasi dengan harapan mencari sebongkah berlian yang diungkapkan dari hati yang paling dalam, dengan segenap kesUngguhan hati, bukan sekadar omong kosong.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Pembaca sangat setuju dengan merubah pola pikir yg negatif ke pola pikir yang positif. Kadangkala kita gak nyadar yang kita ucapkan adalah doa. Terima kasih bunda dengan artikel ini kita mendapat pelajaran berharga bagaikan mendapat sebongkah berlian sungguhan. Lanjutkan dan teruskan utk menebar kebaikan. Salam literasi...

14 Feb
Balas

Terima kasih atas atensi dan apresiasi Pak Marchile yang selalu memberika motivasi untuk senantiasa berkarya melalui tulisan. Saya bersyukur, apabila tulisan-tulisan kecil saya bisa menginspirasi banyak pembaca untuk berubah menjadi lebih baik. Aamiin

16 Feb

Menurut saya dengan merubah pola pikir yang negatif ke pola pikir yang positif sangat benar. Dengan membaca artikel ini saya mendapat pelajaran berharga bagaikan mendapat sebongkah berlian sungguhan.

15 Feb
Balas

Terima kasih atas atensi dan apresiasinya pada tulisan ini. Semoga benar-benar seperti mendapat sebongkah berlian ini akan menjadi nyata. aamiin.

16 Feb



search

New Post