Buah Gondang
Senengnya jika sudah kumpul keluarga. Ngobrol ngalor ngidul tak terasa, bahkan hingga larut malam pun kita masih saja asik bercerita. Maklum kami jarang bertemu karena jarak yang berjauhan. Selama ini paling kami hanya bisa komunikasi lewat medsos, terutama grup WA. Jadi begitu bertemu kami selalu asik berbagi cerita.
Seperti minggu kemarin ketika aku ke Bogor untuk istirahat, nginap di rumah kakak perempuanku yang tertua. Kumpul dan ngobrol bersama keponakan, hingga obrolan di grup wa AGM pun menjadi topik menarik kami. Aku bercerita tentang buah langka sawo beludru tulisan Bunda Sri. Semua tertarik dan ingin mengetahuinya. Aku pun memperlihatkan gambar buah dan tulisan Bunda Sri kepada mereka.
Dari situlah awal mula buah gondang muncul dan ku kenal. Tiba-tiba istrinya keponakanku yang paling besar berkata kalau di belakang rumahnya pun ada tumbuh pohon langka, buahnya merah tua jika matang dan rasanya manis. Buah itu bergerumbun tumbuh di batang dan di bawah. Namanya buah gondang. Pohonnya besar dan batangnya kuat seperti pohon Jati. Waaah... Aku jadi tertarik juga. Penasaran aku suruh ia membawa dan mengambil buah itu esok harinya hehe.... Sebenarnya aku ingin sekali melihat pohon dan buahnya yang masih menepel di pohon. Tapi karena aku sedang sakit dan tak bisa banyak berjalan, terpaksa keinginanku itu ku urungkan. Keponakanku berjanji besok ia akan mengambilkan buah itu untukku. Kebetulan buahnya sedang lebat dan banyak yang matang merah katanya. Senangnya aku. "Teu... Coba aja cari dulu di google, ada ga? namanya gondang"
Sambil menunggu buah itu, penasaran aku pun searching di google. Seperti apa dan bagaimana bentuk buah itu.
Pohon gondang memiliki tinggi 15-30 m, mempunyai akar tunggang dan batang bulat, bercabang, permukaan kasar, warna hijau kecokelatan. Daunnya lonjong dengan ujung meruncing, warna hijau. Bunganya majemuk, keluar dari cabang atau ranting, dengan mahkota berwarna putih. Buahnya bulat warna merah, sedangkan bijinya kecil-kecil warna cokelat kehitaman.
Tanaman gondang tersedia di perkebunan. Buah gondang mengandung saponin, flavonoid dan polifenol. Bisa dimanfaatkan untuk mengobati eksim dan diare.
Buah kondang memiliki nama ilmiah Ficus Variegatey. Saat ini memang pohon kondang sudah sangat jarang sekali dapat ditemui. Kita dapat menemukan pohon kondang di daerah cagar alam, hutan atau sungai seberang, pohon kondang tumbuh di daerah lembab dan luas. Seperti Jenis pepohonan besar lainnya, pohon kondang mampu bertahan hingga tingkat tahun dan rata-rata pohon kondang bertahan hingga 80 bahkan ratusan tahun.
Dan sama seperti pohon besar lainnya, Biasanya pohon gondang ditanam karena akarnya yang kuat dan mampu menahan longsor dan abrasi.
Pantas saja buah itu dapat tumbuh di belakang rumah keponakanku. Karena rumahnya memang berada di daerah tebing yang dibawahnya sungai.
Pohon gondang dapat dibudidayakan dan ditanam dengan biji buahnya. Buah ini berbeda dengan jenis buah yang biasanya. Buah gondang memang memiliki tangkai buah namun sangat pendek karena buahnya bergerumbun dan menempel pada batang pohonnya. Tidak hanya menempel pada batang tetapi juga cabang, adapun bentuknya yang menghibur bulat dan mengerucut di ujungnya. Warnanya hijau dan akan berwarna merah jika sudah matang. Permukaan buah gondang sendiri sedikit bertekstur kasar.
Esok harinya keponakanku datang kembali ke rumah kakak. Ia datang dengan kantong plastik besar. Waaah... Rupanya ia benar-benar ingin menunjukan buah itu kepadaku. "Lihat teu... ini aku bawa buahnya. Aku juga bawa buah yang lain. Buah yang sudah langka juga." katanya sambil membuka bungkusan plastik besar itu. "Nah ini buah gondang" katanya sambil menunjukan buah berwarna merah bentuknya seperti jambu air tapi teksturnya kasar dan berbulu. Ia memotong buah itu. Terlihat dagingnya putih dan terdapat biji-biji halus berwarna hitam. "Cobain deh, enak manis. Kata bapakku, buah ini dulu banyak di Solo," diberikannya buah itu padaku. Aku langsung mencicipinya. Hmmm... Rasanya manis lembut ada kerekesnya. Manisnya tak terlalu manis. Lumayan enak. Oh ya, istrinya keponakanku itu orang tuannya asli Solo. Sudah lama mereka tinggal di Bogor.
"Ini teu, ada lagi... Buah apa coba?" kembali ia memperlihatkan buah berbentuk bulat kecil sebesar bola bekel. Warnanya merah tua, mirip sekali buah kupa. "Kupa ya?" jawabku "Bukan... Ini namanya lobi manis. Cobain deh, makan." Setelah dicuci aku langsung memakannya. Benar saja, rasanya manis,gembur. Dagingnya putih dan ada bijinya seperti biji kuaci,pipih.
Itulah... Berawal dari saling berbagi cerita, selalu ada sesuatu yang baru dan pengetahuan baru ketika kami berkumpul bersama keluarga.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Mirip buah gohok ya?....di Jakarta daerah Cikini sampai Gambir dulu banyak tumbuh disitu, sehingga sekarang daerahnya disebut Gondang dia...
hehe... Gohok?? Apa gohok?