Berpetualang ke Ciwaluh
Hari itu ketika ke Bogor, teh Neneng tiba-tiba saja telpon mengajak ke Ciwaluh bersama komunitas pencinta alam. Saya langsung tertarik dan ingin ikut. Terkenang masa-masa sekolah dulu ketika sering pramuka. Tidur di tenda, masak memakai kayu bakar dan makan bersama . Nikmat dan indah sekali meskipun dengan rasa apa adanya. ¹ Kenangan yang tak mungkin terulang... Jika sekarang ada yang mengajak berkemah lagi, tentu saja kesempatan itu tidak akan saya sia-siakan, karena kapan lagi dapat kemping menikmati keindahan alam di saat sekarang. Kalau sengaja-sengaja tidak mungkin.
Ciwaluh adalah sebuah kampung wisata alam yang berada di desa Wates Jaya, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor. Ciwaluh merupakan kampung yang berada paling ujung desa, terletak di kaki bukit Gunung Gede Pangrango. Jalur masuk menuju Ciwaluh melalui kawasan resort Lido dan Sekolah Polisi Negara (SPN) terletak di perbatasan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Sukabumi.
Sebenarnya hari Sabtu itu saya akan menghadiri acara podcast seorang teman di Cianjur, karena libur panjang jalur menuju puncak sangat padat dan macet, terpaksa acara itu dibatalkan.
Hujan di hari itu sejak malam tak berhenti hingga siang hari. Teh Neneng ragu untuk pergi ke Ciwaluh takut kehujanan dan jalanan licin. Ke Ciwaluh pun akhirnya dibatalkan pula. Untuk mengobati rasa kecewa, Sabtu sore teh Neneng mengajak saya menghadiri acara pertemuan dengan komunitas fotografer (BDM Bogor). Sore itu cuaca baru terlihat cerah. Ketika teh Neneng melihat temannya yang sedang di gunung posting foto dan video, dia terlihat sangat galau sekali menyesal tidak ikut 😁. Selama dalam perjalanan pulang kudengar gerutuan dan penyesalannya. Dia nekad mengajak pergi ke sana malam itu. Dia meminta saya untuk siap-siap pergi jika temannya bersedia menjemput. Nekad banget... Tapi saya juga sama penasaran. Permintaan teh Neneng adalah sebuah tantangan bagi seorang ibu-ibu. Perjalanan itu sudah terbayang pasti seru dan akan menjadi sebuah kenangan berharga, karena tidak semua orang terutama ibu-ibu bisa dan berani menembus tebing tinggi di malam hari dengan berjalan kaki hehe ... Lalu sanggupkah kami berjalan malam itu ke bukit?.
...........
Pukul 8 malam kami pun berangkat menuju kawasan lido. Di depan gang masuk kami menanti jemputan teman dari tempat perkemahan. Satu jam lamanya menunggu, jemputan pun tiba. Dua orang anak muda sudah siap mengantar kami ke sana.
Perjalanan menuju Ciwaluh dari depan Lido kurang lebih satu jam menurutnya. Lalu kami pun harus berjalan kaki sekitar 15 menit dari parkiran motor. Menuju Ciwaluh hanya dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan bermotor, karena mobil hanya dapat masuk hingga perbatasan wilayah wisata Lido. Jalanan menanjak pun kami lalui dengan perasaan cemas takut terjatuh. Setelah hampir satu jam sampailah kami di tempat terakhir jalan buntu pemberhentian motor. Banyak motor terpakir di depan rumah seorang warga. Dari situ kami harus melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki mendaki tebing tinggi. Jalanan yang harus kami lalui cukup licin dan becek karena siang tadi hujan baru saja berhenti. Dengan hati-hati kami harus berjalan, dalam suasana gelap. Hanya cahaya dari lampu gawai yang kami pakai. Kami berjalan menyusuri pinggir tebing yang di sebelah kirinya adalah jurang. Untung saja banyak ranting dan pohon yang dapat kami jadikan pegangan di sebelah kanan. Beberapa kali aku dan teh Neneng hampir jatuh karena licin. Lumayan juga sport jantung. Keringat pun bercucuran, cuaca yang seharusnya dingin jadi panas karena ketegangan yang kami rasakan. Sebuah perjuangan yang luar biasa harus kami lalui malam itu, kalau kami menyerah pun tak mungkin lagi bisa kembali, karena tidak ada yang mau mengantar. "Semangat teh"... Aku terus menyemangati teh Neneng. Kami kembali semangat setelah beberapa kali diam beristirahat untuk minum.
Bahagia dan lega rasanya setelah sampai bukit dan melihat indahnya pemandangan di perkemahan malam itu. Rasa lelah dan tegang yang kami rasakan pun seketika hilang.
Ciwaluh 040421



Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Keren Bu Meynia, kangen foto bareng di TNGP 2018
Terima kasih Pak... Salam sukses selalu
Terima kasih Pak... Salam sukses selalu
Wow, keren bingit. Aku mah gak kuat tuh. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Hehe... Terima kasih Bu. Salam sukses juga buat Ibu
ulasan yang bagus bun. salam literasi
Salam juga Bunda... Salam sehat dan sukses selalu