METRIA ELIZA,S.Pd

Metria Eliza,S.Pd., sehari-hari dipanggil Merry dan bekerja sebagai guru SD di SDn 13 Tigo Jangko, Kecamatan Lintau Buo, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat....

Selengkapnya
Navigasi Web

Dongeng 'Pangeran Sagalundi Dari Kerajaan Bunian' part-2 (109)

Pangeran Sagalundi sangat terkejut mendengar penuturan wanita itu. Di dalam aturan bangsa Bunian tidak dibenarkan untuk mengganggu manusia. Namun, masih ada beberapa orang yang melanggarnya dengan tujuan untuk ilmu kesaktian bahkan menjadikannya pendamping hidup. Manusia yang telah menjadi orang Bunian ini selamanya akan menjadi orang Bunian sampai kiamat datang. Mereka akan diberi kesempatan untuk melihat keluarganya sekali-kali dari kejauhan dengan menampakan wujudnya. Apalagi kalau mereka telah memakan makanan orang Bunian, maka otomatis manusia tersebut tidak akan terlihat oleh orang lain atau kasat mata.

“Bagaimana ceritanya sampai anak ibu hilang? tanya Pangeran Sagalundi.

“Beberapa bulan ini, banyak terjadi anak yang hilang secara misterius, apalagi kalau ada anak bayi ditinggalkan sendiri di waktu magrib,” ujar wanita itu kepada Pangeran Sagalundi.

“Bahkan pernah ditemukan bayi yang hilang itu meninggal di depan rumahnya, padahal sebelumnya sudah dicari kemana-mana tidak pernah ditemukan. Menurut ketua adat, ini adalah perbuatan orang Bunian,” wanita itu menambahkan sambil terus terisak.

“Kapan anak ibu hilangnya,” tanya Pangeran Sagalundi.

“Anak saya berumur lima tahun, sudah menghilang dari kemaren, ada beberapa penduduk yang melihatnya berjalan menuju pohon besar yang ada di ujung kampung ini, tapi ketika dilihat di sana sudah tidak ada lagi, Ketua adat mengatakan anak saya ditahan orang Bunian yang tinggal di pohon itu, Nak,” tutur wanita itu melanjutkan.

“Ibu yang sabar, ya, saya akan mencoba membantu mencari anak ibu,” kata Pangeran Sagalundi.

“Benarkah,Nak? Tolong ibu ya, Nak, kembalikan anakku,” kata wanita itu memohon kepada Pangeran Sagalundi.

“Saya akan mencobanya,Bu, sekarang lebih baik ibu pulang dan berdoa saja,” jawab Pangeran Sagalundi.

“Baiklah, Nak,” ujar wanita itu.

Tidak lama kemudian, Pangeran Sagalundi menemukan pohon besar yang dimaksud wanita itu. Ternyata di pohon itu tinggallah sebuah keluarga bangsa Bunian yang diyakini menculik anak-anak di kampung itu.

“Wahai, Sanak, bolehkah aku bertamu ke rumahmu,” ucap Pangeran Sagalundi di depan rumah keluarga itu.

“Siapa di sana? tanya sebuah suara yang keluar dari dalam rumah.

“Saya, seorang pengembara, apakah saya boleh berkunjung, Sanak? tanya Pangeran Sagalundi balik.

“Hmm, tidak biasanya ada seorang tamu datang ke tempat ini, siapa kamu sebenarnya dan apa maksud tujuanmu datang ke sini,” cecar seorang laki-laki tinggi besar yang keluar dari dalam rumah.

“Saya bukanlah siapa-siapa, saya hanya sedang berjalan-jalan dan melihat kegaduhan di kampung manusia akibat adanya beberapa anak hilang yang telah diculik orang Bunian, apakah itu perbuatanmu, Sanak? tanya Pangeran Sagalundi tanpa basa basi.

“Hei, itu bukan urusanmu dan jangan ikut campur, ya! teriak laki-laki itu.

“Maaf, Sanak, saya akan ikut campur kalau ada yang berbuat kerusakan dan menggangu kehidupan antara manusia dan bangsa Bunian,” tegas Pangeran Sagalundi.

“Kalau begitu, terimalah ini, Ciatttttt…,” terjang laki-laki itu memukul Pangeran Sagalundi.

Perkelahian tidak dapat dihindarkan antara Pangeran Sagalundi dan laki-laki yang ternyata juga memiliki ilmu kesaktian yang tinggi. Pangeran Sagalundi menghadapinya dengan tenang. Bunyi dentuman terdengar akibat beradunya ilmu kesaktian masing-masing. Beberapa pohon di sekitar menjadi tumbang seperti terkena puting beliung. Sampai akhirnya laki-laki yang diketahui bernama Baronsa itu menyerah kalah kepada Pangeran Sagalundi.

“Ampun.., Sanak, saya mengaku kalah,” ujar Baronsa kepada Pangeran Sagalundi.

“Baiklah, sekarang kamu harus menyerahkan anak-anak manusia yang telah kamu culik dan bunuh itu,” kata Pangeran Sagalundi.

“Kamu tahu, bahwasanya bangsa kita tidak dibenarkan mengganggu manusia, kita semua diciptakan Allah SWT untuk berbuat kebaikan di muka bumi ini, bukan berbuat kerusakkan,” nasihat Pangeran Sagalundi.

‘Maafkan saya, Sanak, saya juga tidak ingin berbuat jahat kepada manusia, tetapi anak saya sedang dalam keadaan sakit parah, menurut tabib yang mengobatinya, ia bisa sembuh kalau meminum darah anak manusia sebanyak lima orang,” kata Baronsa menjelaskan.

“Sakit apakah yang menimpa anakmu sehingga harus diobati dengan darah anak manusia? tanya Pangeran Sagalundi.

“Saya tidak tahu, Sanak, sejak anak saya menolak lamaran dari seorang pemuda dari daerah seberang, ia menjadi sakit parah,” ujar Baronsa.

“Bolehkah saya melihat keadaan anakmu? tanya Pangeran Sagalundi.

“Silakan, naiklah ke rumah kami,” ujar Baronsa mempersilakan Pangeran Sagalundi memasuki rumahnya.

Ketika memasuki rumah Baronsa, Pangeran Sagalundi sangat terkejut melihat pemandangan di depannya.

Bersambung

Lintau, 2 Mei 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post