TERKUNCI DALAM KAMAR
Si kecil Vino menjulurkan lidahnya sambil menempelkan hidungnya pada kaca pintu kamar. Anak-anak yang lainnya berkerumun didepan pintu sambil menertawakannya. Dia terlihat senang setelah berhasil mengunci pintu kamar dari dalam.
Tentengan plastik belanjaanku kuletakkan disembarang tempat. Aku histeris melihat si kecil Vino dari depan pintu. Aku berdiri didepan pintu dan berteriak meminta Vino membuka kunci pintu. Vino, anak laki-laki yang super aktif, dia berusia 2 tahun 2 bulan.
Ayahnya memukul-mukul daun pintu dan berteriak kepada Vino. Awalnya anak itu terlihat senang. Setelah melihat kedatangan ayah dan ibunya, mimik wajahnya berubah galau. Dia tidak sabar memeluk ibunya yang dari tadi berdiri didepan pintu sambil gusar.
Kudengar tantenya mengomel pada anak-anak yang berdiri di depan pintu.
"Siapa yang ngajarin adek kuncil-kunci pintu" suara tantenya terdengar kuatir.
Sementara pamannya mengambil obeng untuk membuka pegangan pintu. Ayahnya Vino juga tidak kalah kuatir. Dia marah dengan kakak-kakak Vino.
"Sudah ayah bilang, jaga adekmu"
Aku memberi kode pada ayahnya agar tidak berisik. Kita dalam kegalauan tapi harus tetap tenang, biar adek di dalam tidak ketakutan. Paman Arya membuka baut tapi tetap tidak bisa membuka pintu yang terkunci. Kuncinya menutup rapat pintu jadi tidak ada celah untuk menggergaji ataupun mencongkel kunci. Ayah Vino makin gusar.
"Buka kuncinya, Nak. Buka ... buka kunci yang atas nak, ..." kataku. Vino menekan gagang pintu
"Bukan itu sayang, kunci pintu, putar ya"
"Dia ga ngerti itu" kata ayah Vino
"Dia ngerti!" Kataku
"Ambil bantal nak, berdiri diatas bantal, terus putar kuncinya nak" teriakku lagi.
Vino mengikuti intruksiku. Ya Allah nak, kita seperti dalam sinetron. Ada anak yang terkunci dari dalam kamar. Seperti cerita film home alone saja. Bedanya Macaulay Culkin saat itu sudah mengerti ketika ditinggal berlibur oleh seluruh keluarganya, dan dia bisa mengatasi penculik yang masuk kerumahnya. Kali ini kejadiannya berbeda. Anak usia 2 tahun terkunci dalam kamar.
Paman Arya memasang kembali gagang pintu yang sudah dibukanya tadi.
"Jadi bagaimana, man?" Tanyaku mulai kuatir.
"Dari jendela saja" jawabnya, dan dia merogoh handphonenya dari dalam saku celananya.
Sementara aku dan ayah Vino masih mencoba memberi intruksi pada Vino agar berusaha membuka kunci pintu. Vino mulai menangis, dia berteriak-teriak minta di bukakan pintu. Matanya tampak ketakutan. Tantenya mondar mandir dari bawah ke atas rumah.
"Bagaimana tante?"
"Pamannya lewat jendela, tapi dia ga mau kedekat jendela, siapatau Vino bisa membuka kunci jendela"
Kupikir tadi paman Arya membuka engsel jendela, ternyata dia meminta Vino untuk buka kunci dari jendela.
Tapi Vino tembah takut mendengar kaca jendela diketok.
"Tunggu, biar aku yang ketok jendela, mungkin kalau mendengar suaraku dia bisa mendekat ke jendela"
Aku bergegas keluar, berjalan tergopoh-gopoh kesamping rumah. Disamping tampak gelap karena rumah sebelah sedang tidak berpenghuni dan lampunya tidak menyala. Tiba disamping teryata aku tidak bisa menggapai jendela. Tembok pagar rumah membatasi jendela kamar depan, dengan jendela kamar tempat Vino terkurung. Aku berlari lagi ke dapur. Mungkin dari pintu dapur aku bisa menggapai jendela. Aku tidak perduli lagi tanah becek yang kuinjak dalam kegelapan. Aku hanya kuatir tentang Vino yang terkunci. Suaranya terdengar pilu dan ketakutan. Setelah tiba di jendela samping, ternyata Vino sudah disambut pamannya dan dikeluarkan dari dalam. Aku menyambutnya dan segera menggendong dan memeluknya.
"Untung Vino pintar buka kunci jendela" kata tantenya.
"Ga boleh lagi masuk kamar tante dan kunci-kunci pintu kamar ya nak? Nanti terkunci lagi kaya tadi" ucapku sambil terus mengusap kepalanya dan berkali-kali menciumnya.
Ia mengangguk, mimiknya masih ketakutan. Alhamdulillah Vino bisa dikeluarkan dari dalam kamar. Sesaat seisi rumah heboh oleh kelakuan balita 2 tahun ini. Suasana berubah jadi tegang.
21 Juli 2020
#TantangaGurusiana hari ke-65
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ya Allah, jadi ingat si kecilnya saya dulu juga begitu. Keren bu...