SAHABAT, TENTANG KITA DAN PERASAAN
(Part 20)
"Maaf kalau pertanyaanku mengganggu kak" lanjutku lagi.
Dia menerawang, menatap awan-awan dikejauhan. Dari arah bawah tangga aku melihat Desya. Dia juga akan masuk kelas statistik sepertiku.
"Hai saay, apa kabarmu? Darimana saja? Dua minggu aku kesepian tanpa dirimu" dia berkata dengan suara manja kepada kak Idul.
Aku membalikkan badan, tidak ingin melihat pemandangan lebay di depanku. Ternyata bukan hanya aku yang menghitung ketidakhadirannya. Gadis ini juga merasa kehilangannya selama dua minggu. Dan diapun tidak memberi kabar padanya.
"Ada urusan penting, aku belum sempat memberi kabar" katanya pada gadis itu.
Mereka asik berbincang. Aku merasa tidak enak dan berpikir akan pergi saja dari sini. Lagipula kelas statistik sudah dimulai.
"Permisi kak" kataku sambil berlalu dari hadapan mereka.
"Daaah say, aku masuk kelas dulu ya, nanti kita ketemu jam istirahat" kudengar gadis itu berpamitan dan menyusulku dari belakang.
Hari ini hatiku dipenuhi rasa yang tidak biasanya. Ada perasaan lain yang tidak bisa kuterjemahkan. Perasaan seperti ini tidak pernah kurasakan pada seorang cowok. Sudah berapa banyak cowok yang mengutarakan isi hatinya padaku tapi tidak pernah menyentuh hatiku. Teringat lagi beberapa bulan yang lalu. Saat aku ingin pindah kos.
"Aku harus cari rumah kos di tempat lain Nur, aku tidak bisa di sini" kuputuskan untuk pindah kos.
Tidak mungkin aku disini menetap. Kemarin Dado bertanya padaku. Katanya meminta saran bahwa teman sekelasnya menyukai cewek. Tapi temannya tidak percaya diri mau mengungkapkan perasaannya.
"Bagaimana menurutmu kak, biar temanku itu bisa mengungkapkan perasaannya" tanya Dado padaku ketika kami duduk di teras depan.
Teras depan ini memang tempat favorit di waktu senggang. Tempatnya strategis dan adem. Tetangga kos sebelah rumah juga sering nongkrong di sini. Dado itu anak sekolahan yang baru pindah dari kampung. Dia satu kos denganku. Karena kos yang kami tempati bukan asrama. Jadi di sini cowok- cewek berbaur. Ada enam kamar yang disediakan khusus untuk anak kos. Dado menempati kamar kos paling depan bersebelahan dengan kamarku. Aku dan Nur memilih satu kamar.
"Mungkin dia bisa memberinya sekuntum bunga, atau kado? Kalau belum bisa mengungkapkannya lewat kata-kata, coba ucapkan dengan memberi sesuatu yang membuatnya terkesan" kataku pada Dado. Anak itu tersenyum-senyum sambil mengangguk. Bersambung
2 Juli 2020
#TantanganGurusiana hari ke-47
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar