RINDU DI JAWAB MIMPI
Entah darimana datangnya, kapal besar itu seperti kandas di tengah hutan. Berdiri megah di antara rimbun pepohonan.Kayunya masih terlihat licin dan mengilap. Seperti baru saja selesai dikerjakan.
Aku berjalan menuju kapal yang terbuat dari kayu itu. Penasaran apa yang ada di dalamnya. Saat berada tepat di bawahnya, tiba-tiba, dari dalam menyembul dua kepala dengan hijab panjang.
"Kakak, ayo, naik ke kapal ini. Ikut main dengan kami!" Mira melongok ke bawah dari atas bahtera itu. Senyumnya yang khas membuatku terpesona. Santi, adikku yang satunya lagi ikut melongok di sampingnya.
Aku bergegas mencari tangga untuk bisa naik ke atas. Setelah berhasil naik dengan meniti tangga di sisi kapal yang sepertinya memang ada di situ, kedua adikku asyik berbincang. Sambil sesekali cekikikan tertawa. Entah apa yang mereka bahas.
"Sedang apa di sini, Mir?"
Mira hanya tersenyum menjawab pertanyaanku.
"Eh lihat, Kakak bawa cemilan ini. Ayo, di makan."
Keduanya bangun dan menikmati cemilan yang kubawa.
"Oalaaah...." Aku menepuk jidat. "Kakak lupa bawa gelas."
"Kakak, di surga itu minumnya tidak pakai gelas. Kita bebas mau makan apa saja. Mau minum apa saja. Di sini mengalir seperti air sungai," kata Mira.
Aku hanya tersenyum sambil menatapnya. Sementara Santi kembali sibuk dengan bacaan di tangannya.
Aku memperhatikan sekitar. Hanya hamparan tanaman hijau membentang. Dan di ujung jalan tampak gelap.
"Kalian tidak pulang? Di sini aneh, di kapal ini cahayanya terang. Kenapa di ujung sana tampak gelap? Seperti gapura hutan angker," kataku sambil memperhatikan sekelilingku.
Mereka berdua hanya tersenyum menanggapi perkataanku.
"Kakak, Mira sudah lama di sini. Mira baik baik saja. Mira bahagia di sini."
Aku merasakan dadaku sesak. Aku ingin menangis. Aku ingin memeluk Mira dan membawanya pulang. Tapi entah bagaimana dia menghilang dari pandanganku. Tiba tiba saja di tempatku berdiri terasa sunyi senyap. Mira dan Santi yang tadi berada di hadapanku pergi entah kemana. Aku terpaku dan bingung.
Di tengah kebingunganku, tiba-tiba dari jauh kudengar lantunan azan subuh. Aku terbangun dengan perasaan terkejut. Aku mencoba menyatukan sisa-sisa kesadaranku. Ternyata aku hanya bermimipi bertemu Mira. Adikku yang sudah meninggal 10 tahun lalu.
Aku berpikir bertemu dengannya dalam mimpi adalah sebuah jawaban. Jawaban atas kerinduanku padanya.
10 Juli 2020
#TantanganGurusiana hari ke-54
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar