Tersebutlah sebuah putri dari kerajaan Darat bernama Mimis. Sang putri menjalin hubungan dengan pangeran Asrul dari kerajaan Laut. Tapi sang Raja tidak merestui hubungan keduanya. Putri Mimis sangat sedih. Raja yang melihat keadaan putrinya juga sedih. Lalu dia mengadakan pesta mencarikan jodoh untuk putri Mimis.

"Aku tidak ingin putriku menjalin hubungan dengan pangeran dari kerajaan Laut. Jika itu terjadi dan mereka menikah. Putriku akan meninggalkan aku. Aku tidak ingin putriku jauh dariku"

kata Raja pada Ratu. Putri Mimis adalah satu-satunya keturunan Raja Darat. Ratu menghela napas panjang. Dia juga sedih kalau putrinya pergi.

"Apakah putri Mimis akan setuju jika dia tahu tuanku mengadakan pesta ini mencari jodoh untuknya?"

"Kurasa dia tidak akan menolak. Aku sudah mengusir pangeran Laut untuk kembali ke negerinya. Lambat laun putri Mimis akan melupakannya"

Kata sang Raja lagi. Maka diundanglah seluruh pemuda dari negeri itu untuk datang ke pesta Raja Darat. Raja juga mengadakan kompetisi untuk para pemuda yang bisa masuk dalam seleksi.

"Ada apa ramai di luar istana, dayang?" Tanya Putri Mimis ketika melihat keramaian dari jendela kamarnya. "Raja akan mengadakan pesta Tuan Putri. Untuk mencari pemuda yang pantas untuk di nikahlan demgan Putri" kata dayang.

Putri Mimis sedih. Dia masih teringat dengan pangeran Asrul. Tiba tiba saja dari luar seorang prajurit datang dan memberikan selembar surat kepada putri Mimis. "Pesan dari pangeran Asrul. Putri" Putri Mimis bersuka cita menerima surat itu. Dia memerintahkan dayang menutup semua pintu. Agar tidak ada yang melihat dia membaca surat.

Ternyata kabar pesta itu sudah sampai ketelinga pangeran Asrul. Dia juga khawatir terhadap putri Mimis.

"Putri akan pergi. Lalau apa yang akan hamba katakan pada Raja? Hamba pasti dihukum mati Putri."

Dayang Prity menangis ketika melihat Putri Mimis mengemasi barangnya.

"Bawalah aku bersamamu Putri" katanya lagi sambil terisak. Putri Mimis menatap dayang Prity. Dia juga tidak boleh mengabaikan nasib dayang Prity. Bagaiamanapun Dayamg Priry sudah banyak membantunya dalam bertemu dengan pangeran asrul. Acara pesta tinggal satu hari lagi. Undangan sudah di sebar ke selurih negeri.

Sementara di tempat lain putri Mimis diam-diam kabur dari istana. Di bibir pantai sudah menunggu pangeran Asrul untuk menjemputnya. Mereka berlayar malam itu juga menuju negeri Laut. Angin yang berhembus kencang memudahkan perahu layar mereka melaju dengan cepat. Sehingga mereka bisa segera pergi jauh dari kerajaan Darat.

Putri Mimis menangis antara bahagia dan sedih meninggalkan orangtuanya.

***

Beberapa tahun kemudian, Sholeh putra dari pangwran Asrul dan Putri Mimis mengetahui nenek dan kakeknya berada. Dia lalu pamit kepada ayah dan ibunya untuk berlayar mengunjungi kakeknya.

Dayang Prity ikut serta dengannya. Agar nanti Raja Darat dan Ratu yakin kalau pangeran Soleh adalah cucu mereka.

Berhari-hari pangeran Soleh beelayar menuju kerajaan Darat. Hingga suatu hari tibalah dia di istana kakeknya. Sang kakek teeharu dengan kedatangannya. Mereka bersuka cita mengetahui putri Mimis masih hidup.

Tetapi pangeran Soleh tidak terbiasa tinggal di daratan. Maka suatu hari dia meminta izin pada kakek dan neneknya untuk dibiarkan tinggal di laut.

Dia memilih sebuah pulau kecil untuk tempat tinggaalnya. Sang kakek tidak menolak keinginan cucunya.

Pangeran Soleh akhirnya tinggal di sebuah pulau. Sampai akhir hayatnya dia berdomisili di pulau tersebut.

Kini kuburan pangeran Soleh diabadikan masyarakat di Pulau tersebut sebagai kuburan bersejarah dan memjadi salah satu objek wisata di Pulau tersebut.