BENANG MERAH CINTA
(Part 2)
"Silahkan diminum tehnya tante".
Alya mengalihkan pembicaraan. Bu Atun meraih gelas berisi kopi di depannya dan menghirupnya. Setelah menyimpan kembali gelas kedalam nampannya. Bu Atun kembali ke topik semula.
"Jadi bagaimana keputusan nak Alya?"
"Nanti saya bicarakan dulu dengan Niko, tante. Ada beberapa hal yang perlu saya sampaikan sebelum menyetujui maksud tante". Sahut Alya, matanya menatap Niko penuh kesal.
Niko sengaja mengalihkan tatapannya dari Alya. Bibirnya tersenyum sambil bersiul kecil.
"Kebetulan tanah warisan nenek Niko sudah terjual. Jadi kami berniat bertemu orangtua nak Alya untuk mengadakan lamaran. Mumpung ada rejeki dan kesempatan" sambung bu Atun lagi.
Alya hanya tersenyum kecil sambil mengangguk-anggukan kepalanya. Mukanya berubah menjadi kemerah-merahan, menahan rasa kesal dan malu.
"Baiklah kalau begitu. Tante menunggu jawaban dari nak Alya"
"Harusnya kamu memberitahuku sebelum mengajakku bertemu ibumu" kata Alya dengan kesal ketika mereka berada diteras rumah.
29 Juli 2020
#TantanganGurusiana hari ke-73
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hmm. Penasaran. Lanjut.