Neng lagi Baper, Gusti!
Pilek sedang melandaku. Dia menghalangi lalu lintas udara masuk melalui kedua lubang hidungku. Agar cepat sembuh, aku memilih tidak keramas beberapa hari. Itu saran seorang teman, aku coba saja. Siapa tahu berhasil.
Namun intensitas kekesalan semakin sering terjadi seiring dengan tingkat kegatalan dan bau apek dari rambutku. Aku tidak nyaman. Malas bergerak.
“lagi mager”, tulisku di status Whatsapp sore itu.
Sebuah status tidak penting tapi jujur. Itulah mengapa aku selalu yakin apa saja yang diunggah di ranah publik sifatnya bukan hoax apalagi yang berhubungan dengan kehidupan pribadi.
Kalau hoax yang berkaitan dengan politik. Aku memilih cukup tahu. Karena malas juga bertemu dengan pendukung sepenuh jiwa kandidat politik. Biarin ajalah. Kan negara demokrasi.
Karena sedang dilanda penyakit musiman, aku ingin berelaksasi, tentu saja tanpa gangguan. Kalau bahasa generasi milenial “me time”. Menurut Wikipedia, dikatakan generasi milenial karena adanya peningkatan penggunaan dan keakraban dengan komunikasi, media dan teknologi digital.
Aku generasi tahun 90an. Sebenarnya masih masuk dalam kategori generasi millenial. Namun pada masa itu, kami sudah mengenal Westlife. Ohya dari lagu - lagu Westlife inilah, akhirnya aku les bahasa inggris agar bisa nyanyi - nyanyi bareng teman sebayaku. Kan malu kalau aku gak bisa bahasa inggris.
Aku tersenyum.
Dalam helaan nafas panjangku malam itu, aku bersyukur.
Walaupun semua sudah berlalu, aku ingat betapa beruntungnya aku waktu itu. Karena Westlife, aku jadi belajar bahasa inggris. Bahasa internasional (yang kalau ku amati) menjadi hal wajib untuk dipelajari di era globalisasi saat ini.
Untuk mengisi me time malam itu, akhirnya aku memilih meneruskan membaca seri terakhir dari trilogi Novel Dilan yang ditulis oleh Pidi Baiq.
Aku yakin kok, me time setiap orang pasti berbeda - beda. Tergantung selera tentu saja.
Judul Novelnya Milea (Suara dari Dilan). Sebenenarnya agak terlambat bagiku mengikuti jejak Dilan. Tapi tenang, aku sudah menonton film dan menamatkan 2 seri novel lainnya.
Aku tidak tidur hampir menjelang subuh, hanya untuk menamatkan kisah cinta tahun 90an dalam novel ini. Sebuah me time yang kebablasan. Tapi aku pikir tidak mengapa.
“Shintaaaaaaa.... Kamu ngantuk terus ya”, suara itu mengagetkanku.
Aku menahan mulutku yang menganga dengan telapak tangan. Berusaha mencegah kantuk dan malu.
Keterlaluan memang si Chandra ini. Semua orang jadi tahu kalau aku tukang ngantuk di kantor.
“Kayak emak - emak anak 3 semalaman begadang karena anak sakit”, dia meledekku.
Lalu setumpuk kertas dibantingnya di atas mejaku.
“Input semua data. Deadline sore ini. Lembur kalau belum selesai!!” perintahnya.
Aku kira dia sudah berlalu. Jadi aku menjulurkan lidah sambil menggelengkan kepala. Aku teringat bagaimana dulu aku sering melet - melet dengan pacarku (sekarang sudah mantan). Lalu aku tertawa mengejek diriku sendiri.
“hmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm...” Dia menghela nafas berat. Terdengar jelas di telingaku.
Astaga Chandra masih berdiri di depan meja. Bagaimana bisa aku tidak meyadarinya.
Dia menatap dalam diam. Lalu tersenyum. Rasanya seperti telah berhasil menyapu bersih lensa kacamataku.
Chandra, sepertinya sedang menunggu jawaban atas perintahnya tadi, pikirku.
“Baik Pak”, aku menjawab sambil berpura - pura mencari telepon genggam.
Dia tidak beranjak pergi. Aku tidak tahu apa yang dipikirkannya terhadapku.
Sebagai seorang Junior accounting staff, aku harus patuh dengan perintah Chandra, dia adalah Accounting manager di kantor tempatku bekerja. Dia bosku dan ini kantor, aku harus patuh aturan agar gajiku tidak dipotong.
“Ayo mulai kerjakan”perintahnya lagi, namun dia tidak beranjak pergi.
Terus terang, hari ini aku tidak ingin banyak bekerja. Aku masih kebaperan dan ingin melanjutkan me time seperti semalam. Isi novel Milea masih terngiang - ngiang di kepalaku.
“Aku tahu bukan itu yang kita harapkan, tapi itu adalah kenyataan. Ini bukan hal yang baik untuk merasakan perpisahan, tapi sekarang bagaimana caranya kita tetap akan baik - baik saja setelah itu. Menerimanya dengan ikhlas, akan menjadi lebih penting dari semuanya. Rasa sedih jika ada, itu harus berbatas untuk memberi peluang munculnya harapan pada hari - hari berikutnya, mengejar impian dan meraih kebahagian bersama seseorang yang dapat menghabiskan sisa hidup kita dengannya. Mudah - mudahan kita kuat ya Lia. Sekuat kehidupan, cinta dan pemahaman. Rasa sedih dan kegagalan itu berarti kekalahan”.
Barisan paragraf yang ditulis Dilan untuk Milea dalam Milea (suara dari Dilan) sukses membuatku tidak tidur demi menamatkan 357 halaman dalam semalam. Di novel itu dijelaskan bahwa Dilan menjelaskan versi Dilan sebagai laki - laki dalam menjalin hubungan cinta dengan Milea.
Pandangan Milea terhadap Dilan dalam Novel Dilan 1990 dan Dilan 1991 tidak sama persis dengan cara Dilan memandang hidupnya dalam Milea (suara dari Dilan). Hal ini tentu saja lumrah karena perempuan dari Venus sedangkan laki - laki dari Mars.
Walaupun akhirnya Dilan dan Milea memiliki jalan hidup masing - masing. Tetapi Novel ketiga dari Pidi Baiq ini cukup membuat emosiku terkuras. Hidungku menjadi semakin mampet karena aku menangis sesegukan waktu membayangkan kenyataan yang dialami oleh Dilan dan Milea.
Aku semakin haru karena tahu bahwa kisah yang dituliskan Pidi Baiq disinyalir merupakan kisah cinta nyata miliknya yang kemudian berhasil diabadikannya dalam sebuah buku.
Satu lagi, aku sepertinya sedang merindukan Bandung. Aku sedang ingin pergi ke Bandung. Aku tidak memiliki kisah cinta di Bandung, hanya ingin pergi berlibur dan mungkin juga melanjutkan sekolah.
"Neng, lagi baper Gusti Allah", teriakku tanpa suara.
Aku menjadi semakin baper karena menyadari bahwa apa - apa yang ku hadapi saat ini pasti akan berlalu dan menjadi kenangan. Aku harus bisa menjalaninya sebaik mungkin, meninggalkan kenangan yang indah. Karena sudah pasti akan aku rindukan di kemudian hari.
Seperti pada saat Dilan dan teman - temannya merayakan perpisahan di warung Bik Eem. Mereka akan menempuh pendidikan yang lebih tinggi. Bertemu orang baru dan menjalani kehidupan yang baru. Warung Bik Eem tentu harus berjalan seperti biasa dengan ada tidak adanya Dilan beserta teman - temannya di kantin itu.
Begitupun dengan aku, aku harus mampu menjalani hari - hariku sebaik mungkin.
“Duh, Gusti Allah semoga Engkau selalu melimpahkan keberkahan dan rasa syukurku padaMu” pintaku dalam hati. Aku semakin baper.
“Neng, ngelamunin apa sih??” suara bass milik Chandra berbisik tepat di hidungku yang mampet.
Aku dan Chandra hanya teman kantor. Namun Chandra seringkali agak mesra kalau melibatkan aku dalam komunikasi pribadi.
Aku memahami proses flirting yang tidak henti diusahakannya. Gerilya Chandra tidak pernah terdeteksi oleh penduduk lain di kantor ini. Mungkin karena kami sudah dewasa. Rasanya tidak mungkin menjalin kasih seperti Dilan dan Milea waktu SMA.
"Baik Pak, akan saya selesaikan secepatnya", jawabku sedikit kesal.
Namun, aku masih baper membayangkan Dilan dan Milea yang akhirnya mempunyai hidup sendiri - sendiri. Padahal Pidi Baiq sebenarnya bisa membuat ending yang bahagia sesuai harapan para pembaca.
Menurut Pidi Baiq, terserah pembaca mau menilai apakah novel yang ditulisnya itu termasuk fiksi atau non fiksi. Terserah aja pokoknya.
Di ujung kisah yang tidak selalu sesuai harapan, jelaslah bahwa kita siapapun itu pernah berada di suatu masa yang menjadi bagian kita untuk dijalani. Namun pada akhirnya semua harus dilalui dan pasti berakhir.
Sama seperti masaku sebagai generasi 90an. Westlife memang sudah bubar namun kami pernah melalui masa membeli kaset hingga poster - poster mereka. Lalu di pajang di kamar. Saat ini memang poster itu sudah terbuang bahkan mungkin sudah menjadi abu yang telah bercampur dengan tanah. Sedangkan lagu - lagu Westlife kadang - kadang masih ku dengar melalui aplikasi di telepon pintarku.
Di akhir kebaperan me time yang ingin segera ku akhiri ini, aku meyakini bahwa semua hal memiliki masa. Masa yang pasti akan beralih sesuai dengan tahapan kehidupan selanjutnya. Namun nyatanya, masa lalu memberikan pengalaman yang mampu membuat kita kuat berdiri menyongsong masa yang akan datang.
(Masa adalah seluruh rangkaian proses, perbuatan atau keadaan berada atay berlangsung, -KBBI).
Seperti masa kebaperan ini harus segera berakhir karena aku harus menginput data ke dalam sistem. Persis, segera dan sesuai perintah Chandra.
Kalau tidak dikerjakan, aku takut makan gaji buta. Hehehee...
Ohya aku belum merespon Chandra secara pribadi. Aku memilih membiarkannya saja.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hem... Mantap say