Mendadak Supervisi
Seringkali hal hal tak terduga terjadi di dalam hidup ini. Semisal berita duka yang datang dari Pesawat Lion Air JT610 tujuan Jakarta - Pangkal Pinang yang jatuh di Tanjung Karawang (Jakarta Barat) tadi pagi. Berita duka ini mengingatkan kita bahwa kita tidak mampu memprediksi masa depan. Tidak ada yang tahu rahasia Illahi Robbi. Semoga semua amalan ibadah penumpang Pesawat Lion air JT610 diterima oleh Allah SWT dan diampuni dosa dosanya. Aamiinnn ya rabbal alamiin. Suasana senin pagi memang sering terkesan "terburu buru". Hal ini mungkin karena ada kegiatan lain seperti upacara yang harus dipersiapkan. Selesai Upacara, saya mengajar IPA di Kelas 8. Melakukan kegiatan doa, absen dan apersepsi. Kegiatan belajar mengajar berlangsung tertib. Tak lama berselang, Tiba tiba wakil kepala sekolah datang bersama dengan pengawas pembina. Saya terkejut. Kenapa langsung menuju kelas saya. Kelas saya berada di ujung bangunan. Cukup jauh dijangkau. Wah, asumsi saya langsung paham apa yang akan terjadi. Benar saja. Saya "kena lagi" supervisi. Otak saya dengan baiknya langsung mengingat, di awal tahun pelajaran "sudah kena" kenapa kali ini "kena lagi". Saya abaikan prasangka. Namun tetap bersemangat mengajar walau sedang diawasi. Saya meminta siswa menyiapkan kursi. Lalu pengawas duduk di belakang. Setelah menyerahkan RPP, beliau mengawasi saya selama mengajar. Saya tidak terganggu karena memang kegiatan belajar mengajar yang kami lakukan berlangsung sebagaimana mestinya. Terus terang saya tidak terlalu suka dengan keadaan siswa yang rapi dengan tangan terlipat di atas meja. Biasanya siswa sudah paham bahwa belajar IPA akan santai sambil sekali kali tertawa. Proses pembelajaran seperti diskusi dan tanya jawab berlangsung seperti biasa. Selama 2 jam pelajaran, akhirnya pengawas keluar kelas. Tanpa kata dan pertanyaan. "kok tanpa komentar?" Tanya saya sendiri. Padahal saya sangat menunggu bahan evaluasi diri dalam mengajar. Sebagai super senior, (sepertinya) ibu pengawas memiliki banyak tips mengajar yang bisa dibagi kepada saya sebagai guru muda yang minim pengalaman hehehehe. Pada jam istirahat, semua guru dikumpulkan di ruang guru untuk rapat pembinaan. Saya terkejut karena sepanjang rapat nama saya disebut sebut. RPP saya dikuliti bak tidak ada hal benar yang saya tuliskan dalam administrasi sekolah. "Pasti, Bu Guru mendolot RPP dari internet", ungkapnya selama rapat. Saya sudah malas melihat ke sumber suara. "Biarkan saja", bisik hati saya menguatkan sembari mengingat apa yang sudah saya lalui di kelas tadi. "Duh, sabar ya hati..." "Harusnya kesalahan administrasi bisa diperbaiki. Yang tidak bisa diperbaiki adalah proses pembelajaran", saya membatin. Memang dasar saya tukang tanya dalam diam. Saya tanya sendiri dan jawab sendiri dalam hati. Jeng jeng.... Di ujung rapat tidak ada sesi tanya jawab. Begitulah... -daun yang jatuh tak pernah membenci angin- (Tereliye). Semoga keluarga yang ditinggalkan oleh korban jatuhnya pesawat LionAir JT610 diberikan keikhlasan dan ketabahan. Aamiiinn ya rabbal alamiiinn.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Supervisi yang menddak, santai aja bun. Sukses selalu dan barakallah. Oh ya pesawat jatuh di Tanjung pakis Karawang Jawa Barat, 2 jam dari daerah sy.