LEBIH DEKAT DENGAN SEMEN MORTAL BATURAJA MELALUI PEMBELAJARAN MITIGASI BENCANA
Bencana yang sering terjadi pada waktu yang tidak terduga mengharuskan adanya pengaplikasian pembelajaran mitigasi bencana bagi siswa. Pengenalan dan pembiasaan tanggap bencana menjadi hal wajib yang harus dilatih menjadi pengetahuan dan kemampuan (hard skill) siswa. Dua tahun terakhir, kita begitu akrab dengan wabah Covid-19. Bencana non alam ini berhasil memporakporandakan banyak sektor dalam kehidupan. Siapa pernah mengira bencana penyakit terulang kembali pada kuartal tahun 2020. Belum lagi bencana alam seperti longsor, tanah amblas, puting beliung, kekeringan bahkan banjir yang sangat akrab dalam kehidupan sehari – hari juga menjadi pekerjaan rumah yang berulang bagi guru dan siswa untuk mempelajari cara penanggulangannya.
Menurut Pasal 1 ayat 6 Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008, mitigasi bencana diartikan sebagai serangkaian upaya yang dilakukan untuk mengurangi risiko bencana, baik lewat pembangunan fisik ataupun penyadaran serta peningkatan kemampuan dalam menghadapi ancaman bencana. Adapun risiko bencana yang dimaksud adalah timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kehilangan dan kerugian harta benda serta dampak psikologis yang mungkin terjadi setelah bencana. Oleh sebab itu, guru perlu menggalakkan kesadaran dan aksi nyata siswa dalam menghadapi ancaman bencana ini. Mengingat urgensi inilah, maka guru perlu mengembangkan proses dan media pembelajaran yang cocok untuk mengenalkan siswa dengan mitigasi bencana.
Pengenalan mitigasi bencana sejak dini diyakini dapat membantu dan memfasilitasi siswa dalam memahami pengetahuan mengenai bencana (alam dan non alam). Sebagai manfaat jangka panjang, pengenalan mitigasi bencana dapat meningkatkan kesadaran siswa untuk menjaga lingkungan sehingga faktor – faktor penyebab bencana dapat dihindari. Di sisi lain, pembelajaran mitigasi bencana juga memungkinkan siswa untuk dapat menemukan cara alternatif untuk mengatasi bencana itu sendiri.
Sebagai upaya untuk mencapai hal tersebut, siswa perlu dilatih kemampuannya melalui proses pembelajaran yang mengenalkan berbagai jenis bencana yang ada di lingkungan sekitar dan cara penanggulangannya. Upaya ini dapat dilakukan melalui bahan bacaan, media simulasi dan eksperimen. Pengaplikasian mitigasi bencana tentu memerlukan contoh nyata, mudah dilakukan, mudah ditiru dan dekat dengan lingkungan siswa. Pada dasarnya, mitigasi bencana identik dengan pengintegrasiannya dalam proses pembangunan. Oleh sebab itu, jika membawa mitigasi bencana dalam pembelajaran, maka guru perlu memperhatikan kondisi sosial, budaya dan ekonomi siswa. Jika memungkinkan, guru juga bisa menggunakan sumber daya lokal sebagai bahan dan atau media ajarnya agar semakin menarik dan dekat dengan kehidupan nyata. Penyampaian materi kebencanaan dapat dilakukan melalui kegiatan pembelajaran sains dengan berbagai metode dan bentuk aktivitas pembelajaran yang atraktif dan menyenangkan.
Salah satu tema eksperimen mitigasi bencana yang dapat dipelajari dan diterapkan oleh siswa antara lain berkaitan dengan pelepasan bahan berbahaya, dampak perubahan iklim (seperti genangan dan banjir), dan campaign menjaga lingkungan. Secara lebih rinci, tema - tema tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan - kegiatan berikut ini:
Membuat biopori. Pemasangan tanda dilarang membuang sampah Melakukan pengurangan dan pendaur-ulangan sampah. Memasang keran tutup otomatis untuk saluran gas dan air yang berada di lingkungan sekolah. Menggunakan penyambung fleksibel untuk saluran perpipaan.Kegiatan - kegiatan di atas dapat dilakukan dalam bentuk eksperimen yang melibatkan fisik dan kreatifitas siswa. Sebagian besar kegiatan eksperimen tersebut membutuhkan bahan baku. Pemilihan bahan baku yang tepat sangat berpengaruh dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, bahan baku yang dipilih hendaknya mudah ditemukan di lingkungan sekitar, penggunaannya mudah dan bersifat permanen. Guru sebagai fasilitator dapat mengarahkan siswa untuk menggunakan bahan baku yang kokoh dan tahan lamo. Salah satu bahan baku yang mudah digunakan dalam eksperimen - eksperimen tersebut adalah dengan semen mortal baturaja.
Dikutip dari https://semenbaturaja.co.id/, baturaja mortar adalah semen siap pakai (ready to used). Dengan kata lain. semen ini tidak memerlukan bahan tambahan lain dalam penggunaannya, sehingga lebih hemat dan lebih praktis jika digunakan dalam ekperimen mitigasi di sekolah. Pemakaian baturaja mortar tidak perlu penambahan material lain. Dalam pengalikasiannya, semen jenis ini cukup ditambahkan air sesuai dengan takaran agar menghasilkan daya tahan yang baik. Baturaja mortar dapat menjadi bahan bangunan alternatif pengganti adukan semen-pasir konvensional. Kelebihan lain dari penggunaan baturaja mortar adalah pengaplikasiannya lebih tipis dan prosesnya juga cepat, hanya membutuhkan waktu kurang dari satu menit. Keunggulan ini menjadi salah satu pertimbangan guru dalam melakukan eksperimen mitigasi bencana, karena dapat menghemat biaya, lebih praktis, efisien dan berkualitas karena kekuatan dan daya tahannya lebih lama.
Selain itu, baturaja mortar terdiri dari lima varian yang meliputi perekat keramik, pasangan bata dan plesteran, pasangan bata ringan, acian abu-abu dan acian putih yang tersedia dalam kemasan zak 40 kilogram dan 25 kilogram. Baturaja mortar biasanya digunakan untuk mengikat blok bangunan dan untuk memplester permukaan pasangan bata. Baturaja Mortar merupakan produk alternatif yang sifatnya nonstruktur dan dapat bertindak sebagai perekat, mengikat bata atau batu menjadi satu. Dengan kata lain, semen jenis ini digunakan untuk melindungi sambungan struktur. Oleh sebab itu, eksperimen – eksperimen sederhana untuk pembelajaran mitigasi bencana di kelas akan sangat cocok jika menggunakan semen jenis ini.
Di wilayah Musi Rawas Utara, khususnya kecamatan Karang Dapo, Semen Baturaja sudah sangat akrab dalam kehidupan masyarakat. Hal ini terlihat dari mudahnya menemukan semen mortar di toko – toko bangunan. Selain itu, semen baturaja sudah terbukti kokoh dan tahan lamo.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar