Jengkol merupakan tumbuhan polong polongan yang tumbuh di Asia Tenggara. Biji jengkol memang banyak digemari seantero Indonesia pada khususnya. Selain memiliki bau yang khas, biji jengkol diketahui dapat mencegah diabetes dan baik bagi kesehatan jantung. Berbagai makanan olahan berbahan dasar biji jengkol dapat dengan mudah ditemui. Sebut saja jengkol balado, jengkol gulai, semur jengkol, rendang jengkol, emping jengkol bahkan kolak jengkol. Bau yang menyengat dari jengkol dapat diatasi dengan perendaman dan perebusan. Melalui teknik memasak yang benar, biji jengkol dapat dengan mudah menggugah selera penggemarnya. Dikarenakan beberapa kondisi, sebagian orang tidak suka memakan jengkol. Hal ini mungkin si empunya selera menjadi agak kerepotan dengan alat kebersihan mulut setelah memakan biji jering ini. Karena ini hari minggu dan saya berencana pulang ke kota lusa nanti, tiba tiba emak saya menelepon "Yuk, nanti beli jengkol 2kg ya", perintahnya. Saya pahami harga jengkol di kota mungkin sudah beberapa kali lipat. Sehingga emak pasti diuntungkan dalam hal uang belanja. "Jengkol tua warna kulitnya cokelat", begitu instruksinya. Akhirnya saya pergi ke pasar mencari pesanan emak. "Bu, beli jengkol 2kg", teriak saya di tukang sayur. Saya tak terlalu paham bagaimana memilih jengkol yang bagus versi ibu ibu. Saya berdiri saja sambil mengamati si penjual. Tak jauh dari saya berdiri, ada seorang gadis melirik saya malu malu. "Siapa ya?", batin saya. Duuuhhh... memori saya langsung bekerja dengan baik. Benar saja, gadis malu malu tadi menghampiri saya kemudian meminta cium tangan. "Banyak banget Bu beli jengkolnya", Icha siswa kelas 9 menyapa. Saya hanya tertawa karena ketahuan penggemar jengkol tingkat dewa....