Kejar Avanza sebelum pesawat (akan) terbang!
Waktu itu saya bersama 3 orang teman berkesempatan mampir ke Pasar Baru. Selama 4 hari di Bandung rasanya sangat rugi jika tidak pergi berbelanja. Perjanjian awalnya tidak mau boros dan jangan pake lama di pasar. Sebab jam 2 siang sudah harus siap ke bandara untuk kembali ke kampung halaman. Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang, saat kaki kami menapaki Jalan Otto Iskandar Dinata. Namanya perempuan, ketika bertemu dengan pasar, jadinya tidak jelas arah. Namun jangan khawatir karena kami bahagia merajalalela setelahnya hahahaha. Bagaimana tidak, ketika ketemu keripik ya beli keripik. Ketemu oncom ya beli oncom. Ketemu jilbab ya beli jilbab. Bahkan ketemu tas harga 50ribu pun harus dibeli juga. Padahal alibi datang ke pasar hanya ingin membeli oleh oleh yang cukup untuk keluarga dan teman teman di kantor. Ohya selama berbelanja, jangan ketinggalan membeli tas kresek yang modis untuk menyimpan bahan belanjaan. Sehabis belanja, tidak akan repot packing karena tas ini sangat praktis. Tas kresek ini dijajakan oleh akang akang yang berkeliling pasar sambil berteriak "kreseknya, Neng". (Duh jadi baper dipanggil eneng๐). Saat semua jenis keripik sudah masuk ke dalam kresek. Jiwa jiwa haus akan proses tawar menawar masih harus disalurkan. Kami memutuskan berkeliling ke arah yang lebih jauh. Tahapan ini mulai agak riweuh karena jarum jam rasanya bergerak terlalu cepat. "Hayo jam berapa ini", teriakku pada yang lain. "Nanti dulu, baju kaos untuk Bu Reni belum ketemu", sahut Bu Ata. "Iya... aku juga pingin beli jilbab baru. Biasanya jilbab di sini modis modis", mbak Lupi menimpali. "Kayaknya aku mau beli batik untuk kepala sekolah", sambung Bu Nurma. Di tengah deretan kios pakaian, kami berpisah dengan tekad mencari barang yang sesuai keperluan. "Sudah yok, nanti ketinggalan pesawat. Mana belum makan. Takut delay jadi kelaperan di bandara", teriak Bu Ata berusaha mengumpulkan kami. Beruntungnya kami tidak berpisah jauh. Hanya 2 - 3 kios dari tempat semula. Jadi suara Bu Atha dapat terdengar dengan jelas. "Bagus dong kalo delay, jadi lebih lama di Pasar Baru", jawabku girang. Lalu semua tertawa. "Eh bener nih udah jam 1. Mau ambil barang dulu di hotel", Bu Nurma mengingatkan. Akhirnya kami mencari pintu keluar. Di luar, rasanya kurang afdol jika tidak membeli jajanan pasar. Jadilah kami membeli beberapa cemilan dan es cendol sebagai pemberhentian terakhir. "Aku pesan taxi online ya" Bu Atha menawarkan diri. Siang itu jalanan di Pasar Baru cukup padat. Rasanya ini adalah hal yang wajar mengingat Bandung adalah kota wisata. "Mana mbak sudah dapet taksinya?", tanya Bu Nurma. "Iya, mobilnya sudah deket sini", Bu Atha menjawab santai. "Waduh, udah jam 2 saaaayyy. Gak sempet makan siang ini kayaknya" teriakku agak cemas. "Ya udah kita nyebrang jalan aja, nunggu depan KFC biar gampang", ajak Mbak Lupi. Kami berdiri di depan KFC ditemani sejumlah pemain musik dan orang lalu lalang di sepanjang koridor. Bau ayam goreng sangat menggoda kala kelelahan mendera. Kali ini kami mampu mengabaikannya dengan sepenuh hati. Padahal perut sudah memohon untuk diisi. "Eh eh itu itu, itu taksinya. Yang warna putih", teriak Bu Atha menunjuk sebuah mobil. "Kok gak nyamperin kita", sahut mbak Lupi. "Beneran itu Avanza kan?", tanya Bu Atha meyakinkan. "Yaaaa... hapeku abis batere", Bu Atha berteriak. Kami saling memandang. Lalu tertawa. Alhasil supir pun tidak bisa dihubungi. Mobil Avanza yang diyakini Bu Atha sebagai taksi telah tiba namun tidak berhenti di tempat kami menunggu. Dengan inisiatif yang tinggi, karena keadaan terjepit. Kami kompak menyeberangi jalan dan berlari mengejar Avanza yang ditunjuk Bu Atha. Saya kira drivernya agak ngeri karena dikejar kejar 4 orang wanita tak dikenal. Terbukti mobil terus melaju. Sambil berlari memanggul barang belanjaan, kami tertawa. "Mobilnya benarnya yang ini atau bukan ya", tanya Bu Ata ragu ragu. Kami saling pandang dan kembali tertawa. Apapun yang akan terjadi, Avanza harus berhenti karena pesawat sudah menanti. *beruntungnya kami tidak terciduq henpon jadul Lambe Turah ๐
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar