Lelah mengajar selama 4 jam (1 jam = 40 menit) di kelas, memang mengharuskan guru mengisi ulang energi saat bel istirahat berdenting. Isi ulang ini bertujuan agar guru tetap On fire mengajar sampai bel pulang berdenting kembali pukul 13.10 wib. Waktu istirahat memang terbatas. Namun menjadi sangat berarti karena diisi dengan ngeteh dan makan makan. Beruntung jika ada yang membawa bekal dari rumah jadi seiisi ruangan akan mencicipi masakannya. Tak jarang, kami akan memesan gorengan Mang Ujang demi menghilangkan rasa lapar. Kedai Mang Ujang adalah kantin favorit kami sewaktu mengisi waktu istirahat. Mang Ujang adalah orang Bandung yang katanya sudah merantau selama 15 tahun. Tak hanya gorengan, Mang Ujan menyediakan banyak jenis makanan seperti bakso, mie ayam, siomai dan model. Di waktu yang singkat itu, kerap ada acara "gelak tawa". Biasanya ada rekan yang mendadak jadi pelawak. Bahkan tak jarang acara buka lapak kosmetik dan pakaian dibuka kala tanggal gajian sudah menghampiri. Cukup meriah dalam waktu kurang dari 20 menit. Lelah dan lapar menjadi hilang hingga akhirnya bersiap lagi saat bel berdenting lagi. Persiapan mengabadikan ilmu memang tidak boleh hanya separuh hati. Karena mereka menanti dengan sepenuh hati. Di waktu yang singkat itu, terbangun kebersamaan yang menyatukan kami dalam keluarga besar. Menurut Richard Branson bahwa kebersamaan harus dijiwai oleh setiap individu dalam sebuah komunitas. Maka rugilah bila sengaja menjauhkan diri dari kebersamaan. Karena kebersamaan mampu menyatukan kita, memberikan dukungan dan menumbuhkan perasaan memiliki sebagai suatu keluarga.