Dalam cokelat Toblerone (bagian 2)
Selama kak Pras menempuh pendidikan, kami masih sesekali bertanya kabar. Aku mulai menaruh curiga bahwa Kak Pras hanya berlari dari Nuka ke arahku. Aku selalu berusaha membuang analisa pahit itu dan tetap berlari ke arah yang ingin ku tuju. Ke arah cinta pertamaku. Sebenarnya Kak Pras tak pernah merespon apapun atas tindakan konyol yang ku lakukan. Seringnya saat rasa malu datang menghampiriku, justru Kak Pras lah yang memulai. Siapa yang tak jadi kegeeran saat sebatang cokelat menghampiri di setiap hari ulang tahun. Hari bahagia dengan sebatang cokelat Toblerone. Beriring waktu, Kak Pras telah menyandang gelar master. Kembali ke tanah kelahiran, selanjutnya harus melakukan pengabdian setahun di Indonesia Timur. Pastilah hatiku semakin tak menentu. Di sisi lain, aku mulai memasuki dunia kerja. Aku bekerja sebaik yang ku bisa. Aku ingin sama seperti Kak Pras yang keren itu. Dia yang ku temui di koridor dekanat beberapa tahun yang lalu. Pria berkacamata yang mempesona hatiku. Hanya Kak Pras yang tahu bagaimana aku sebenarnya. Bagaimana aku melakukan hal hal konyol tak terkendali untuknya. Beriring waktu, mulai ku pahami bahwa kak Pras tak pernah memiliki rasa cinta untukku. Dia tak pernah menyatakannya seperti acara menembak Nuka kala itu. Entah apa makna sikapnya terhadapku. Bertahun tahun aku terbuai sendiri. Sikap yang ku terjemahan dalam rasa yang berbeda. Kak Pras memang tak pernah menyatakan cintanya untuk ku. Dia hanya menemaniku menikmati rasa cinta yang ku pupuk sendiri dalam hati. Aku teringat, sebelum kepergian Kak Pras ke Paris, dia mengajakku pergi menonton, bukan kepalang rasanya. Ku temani kak Pras seharian penuh. Aku ingin membahagiakan dirinya hari ini. Agar tak ada orang lain yang mampu menarik perhatiannya sebaik aku. Kak Pras tidak pernah bercerita hal lain diluar cita citanya. Aku pun tahu diri dengan tidak menanyakan. Aku takut kalau saja Kak Pras jadi membenciku karena terlalu cerewet. Aku ingin menjadi sempurna di hadapannya. Sepulang dari Paris, Kak Pras semakin sering menghubungiku, aku makin terbuai dengan sikapnya. Hingga ku beranikan diri untuk menyatakan cinta lewat sebuah pesan singkat. Dia tidak membalas pesanku. Sebuah status fesbuk diupdatenya "you know my name, not my story of life". Sepertinya Kak Pras tekejut dengan keberanianku.Keesokan paginya, Kak Pras mengirim pesan ingin bertandang ke rumah. Saat pintu rumah ku buka, ku dapati dia tak lagi banyak menatap mataku. Gusar. Aku membaca hal tidak menyenangkan akan terjadi. Benar saja, kedatangan Kak Pras saat itu untuk mengklarifikasi bahwa dia tidak bermaksud membahagiakan aku seperti yang ku terjemahkan sendiri dalam rasaku. Perasaan yang sengaja ku pupuk bertahun tahun untuknya. Perasaan yang ku terjemahkan dalam kalimat yang salah atas sikapnya.
"Apapun yang terjadi, kamu tetap sahabat terbaikku", ujarnya sambil membuang tatapan mata.
Ini menakutkan bagiku. Aku belum siap namun kalimat Kak Pras sudah sering masuk dalam pradugaku. Aku berusaha bersikap seperti biasa. Tidak menangis di depannya.
"Ya tidak apa apa, tidak masalah hal ini terjadi", jawabku berpura pura tenang.
Kak Pras mengulang kalimat sahabat terbaik namun lagi lagi dia tidak menatap mataku. Aku ingin melepas kacamatanya agar secara normal dia tidak bisa melihatku karena rabun. Kak Pras mengulurkan sebatang cokelat Silverqueen ke arahku. Kali ini dia menatap mataku. Aku menatapnya balik dan meraih cokelat berbungkus kuning tua itu.
"Jangan menangis", bisiknya.
"Tidak apa - apa", jawabku sambil membuang muka.
Sepulang Kak Pras, aku menangis sesegukan di kamar dan berjanji tak akan menangisi dirinya lagi. Hari ini adalah hari terakhir bantalku basah setelah bertahun tahun menjalani hari hariku dalam bayangannya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeeen....kutunggu kelanjutannya yaaaa
Makin baper dibuatnys..barakallah
Kisah cinta tak berbalas memang menyakitkan...god job..lanjutkan...
meleleh juga airmataku..hikkkss....cinta tak terbalas ya bu.