Riska Merita

A happy teacher, a moody-writer, yellow & blue lover ...

Selengkapnya
Navigasi Web
D-O-A
Sumber : google/praying

D-O-A

Tidur adalah angan angan bagiku malam itu. Kala migrain melanda, seharusnya obat penghilang rasa sakit menjadi teman setia yang tak boleh digantikan. Sebuah pesan singkat masuk ke whatsapp. "Dek, naskahmu dah jadi?", tanya kak Dede. Kak Dede adalah temanku dari Solok. Sumatera Barat. Kami berjumpa sewaktu training di Bandung tiga tahun yang lalu. Kak Diiii, begitu aku memanggilnya, adalah satu dari sekian banyak teman yang rela berbagi kisah dan menjadi supporter terbaik dalam perjalananku mencari undangan. Undangan pelatihan atau workshop memang seharusnya didapat dengan banyaknya perjuangan. Misalnya, pada senin yang lalu saat sedang dalam perjalanan menuju suatu tempat, gawaiku berdering. Seorang di ujung sana bertanya apakah aku memiliki waktu luang sekitar 10 menit untuk wawancara. Wawancara adalah satu dari sekian banyak seleksi yang harus dijalani jika ingin mendapatkan undangan sebagai peserta terpilih. Seminggu kemudian, grup di whatsapp tiba tiba ramai kembali setelah kevakuman melanda. Ternyata sudah ada pengumuman nama peserta terpilih untuk kegiatan tersebut. Namaku tak ada dalam daftar nama peserta terpilih. Ini satu dari sekian banyak penolakan yang terjadi sepanjang tahun. Sedih adalah nama akhirku saat ini. Aku membalas dengan cepat pesan dari Kak Dede. "Belum kak, belum ngerjain pembahasan dan daftar pustaka", jelasku. "Buruan selesaikan! Kakak dah unggah di lamannya. Hayo dek, siapa tahu beruntung nanti kita bisa ketemu lagi", kak Dede menyemangatiku. Sore tadi temanku membagikan foto foto saat sedang mengikuti lomba inovasi pembelajaran. Ajang bergengsi bagi insan pendidik dalam acara tahunan yang hadiahnya jalan jalan ke luar negeri. Irilah aku padanya yang keren itu. Aku terbayang, pasti banyak hal yang dikorbankannya untuk menjadi salah satu dari sekian banyak orang yang berkesempatan menjadi peserta terpilih. Migrain dan kurang tidur mungkin salah satunya. Selain itu, ku yakini ada banyak doa yang dipanjatkan pada Sang Maha pengasih. Doa adalah bagian penuturan cinta pada sebuah cita-cita yang belum kita capai. Dia bukan urusan Tuhan, melainkan urusan manusia. Dan Tuhan ada pada seberapa besar rasa cinta kita akan kebenaran itu. Nah, berdoalah dengan cinta, tapi jangan berdoa untuk cinta... Cinta itu dalam dirinya mengandung sebagian kecil rasionalitas, tapi penuh dengan benih rasa yang tidak perlu dihitung secara matematik mengapa dia ada ~ Munir dalam Keberanian bersama Munir. Doa adalah titik embun yang menjelma cahaya manakala mimpimu gulita, atau harapan tak menemukan jalannya ~AsmaNadia.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Doa terbaik untukmu say... semangat pagi Dik Riska cantiiik... Barakallah yaa

25 Sep
Balas

Doa buktikan kekemahan untuk dapatkan kekuatan. Sukses selalu dan barakallahu fiik

25 Sep
Balas



search

New Post