Menyengat Rohani di Pulau Penyengat
Di antara peninggalan sejarah adalah tempat ibadah. Masjid. Masjidul harom dan masjid nabawi adalah diantara peninggalan kejayaan islam yang dibangun oleh para pendahulu. Di indonesia sendiri banyak sekali peninggalan bersejarah baik itu dari kerajaan islam atau yang lainnya.
Kali ini kami akan mencoba menapak tilas dari satu di antara peninggalan sejarah yang ada di pulau penyengat. Tepatnya di provinsi kepulauan riau. Diantaranya Masjid Penyengat. Masjid ini didirikan pada tahun 1803 oleh seorang sultan dari kesultanan melayu yaitu Sultan Mahmud. Awalnya dibangun terbuat dari kayu, dibangun olehnya untuk kediaman istrinya – Raja Hamidah putri dari Raja Haji Fisabilillah. Kemudian diserukanlah agar masyarakat berbondong-bondong untuk ikut membangun masjid ini.
Pulau penyengat adalah salah satu wisata religi kebanggaan warga kepulauan riau. Selain masjid, banyak juga situs peninggalan terdapat di sana. Ada makam pendirinya yaitu Raja Haji fii sabilillah dan juga cucunya raja ali haji dengan istrinya yaitu engku putri atau raja hamidah putri. Rumah adat dan balai pertemuan dengan ciri khas melayu.
Pulau penyengat ini sudah banyak dikunjungi oleh para wisatawan baik dari dalam negeri atau pun luar negeri. Dari tanjung pinang ke pulau ini hanya menghabiskan waktu sekitar sepuluh menit menggunakan perahu pompong. Ongkosnya hanya dua ratus ribu pulang pergi jika disewa rombongan, dan hanya tujuh ribu rupiah perindividu untuk sekali perjalanan.
Semua bangunan bersejarah diberikan keterangan agar para pengunjung dapat langsung mengetahui sejarah pulau ini. Seperti Benteng Bukit Kursi yang didirikan oleh pemerintahan Yang Dipertuan Besar riau lingga johor pahang Sultan Mahmud Riayat Syah dan Yang Dipertuan Muda IV Raja Haji pada tahun 1782. Benteng ini dibangun dengan maksud mempertahankan pemerintahan dari penjajahan Belanda.
Tidak lupa di pulau ini terdapat banyak perigi tua atau sumur. Ada satu sumur yang dijadikan oleh orang setempat sebagai sumber air minum zam-zam ala pulau penyengat. Airnya dingin dan segar. Dulunya juga sering dijadikan sumber air minum dan juga tempat para raja dan kerabat untuk mandi bersih-bersih, termasuk para tamu kehormatan yang datang.
Di bidang kuliner juga tak kalah lezat dan nikmat. Ada gong gong, siput yang direbus kemudian dimakan dengan sambal khas. Ada minuman yang dihasilkan dari rendaman aneka buah-buahan yang sudah dikeringkan. Yaitu air dohot, yang konon adalah minuman para raja zaman dahulu.
Semoga para pembaca yang belum pernah berwisata ke sini, diberikan kesempatan untuk pergi ke sini. Menikmati keindahan alamnya dan nikmatnya kulinernya. Dan tentunya menapak tilas sejarahnya yang penuh dengan nuansa rohani.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar