Melvin Irawansyah

Seorang pembelajar. Berusaha mengajarkan apa yang telah dipelajari. Menggores karya dengan hati. Salam Literasi. Untuk saling sapa di media sosial, bisa b...

Selengkapnya
Navigasi Web
Rembulan Tidak Selalu Tenggelam

Rembulan Tidak Selalu Tenggelam

Saat pertama kali kita lahir ke dunia ini, tidak sesuatupun kita ketahui, tidak siapapun yang kita kenali. Kita hanya diberi kemampuan menangis, tapi orang disekitar kita tersenyum bahagia. Saat itulah kita pertama kali menghirup udara dunia, selanjutnya akan menjalani takdir yang telah Allah tetapkan.

Kemudian Allah berikan kita anugrah yang sangat besar, yang mana anugrah inilah kelak yang akan menjadi potensi agung bagi kita untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan pembelajaran. Anugrah itu berupa pendengaran, penglihatan dan hati.

Dengan anugrah tersebut manusia memiliki karakternya masing-masing. Ada yang kecendrungannya mendapatkan ilmu pengengetahuan dan pembelajaran melalui media pendengaran (auditory), ada yang cenderung melalui media penglihatan atau gambar (visual), ada juga yang melalu media gerak dan gestur badan (kinestetik), dan lain sebagainya.

Semua anugrah Allah tersebut diberikan agar kita gunakan untuk mendapatkan kebaikan dengannya lalu kita bersyukur kepada Sang Maha Pemberi. Sebab sedikit sekali hamba Allah yang bersyukur atas nikmat yang telah diberikan. Padahal jika kita mensyukuri nikmat tersebut niscaya Allah akan selalu menambahnya dengan kenikmatan lain yang tidak terkira.

Seorang hamba Allah yang bernama Abu Qilabah dalam kondisi fisiknya yang lumpuh dan buta, dia senantiasa bersyukur kepada Allah, bahkan ia sering mengulang-ulang dzikirnya yang penuh dengan optimisme, "Alhamdulillahilladzi fadhdhalani ala katsiirim mimman khalaqa tafdhiila". "Segala pujian hanya milik Allah yang telah melebihkanku atas makhluk yang lainnya".

Seorang Abu Ibrahim yang mendapatinya berdzikir dengan demikian merasa heran dan kagum. Bagaimana mungkin Abu Qilabah yang lumpuh dan buta itu bahkan tidak memiliki seorang pun anggota keluarga masih tetap merasa dilebihkan atas makhluk yang lainnya.

Begitulah yang dimiliki oleh Abu Qilabah, dirinya selalu bersyukur atas nikmat Allah, sebab dirinya tahu betul bahwa masih banyak orang lebih perihatin dari padanya bahkan dia menyadari betapa banyak orang yang sempurna dalam fisiknya, sehat dan kuat, tapi ternyata ia jauh dari Allah bahkan kufur terhadapNya.

Maa syaaAllah. Wallahu A'lam bish-shawab.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post