Difitnah dan dizholimi adalah kata yang paling pas untuk menarik simpati. Tapi lihatlah, kalimat ini tidak akan pernah abadi. Mencitrakan diri paling baik adalah kesalahan besar, karena pada akhirnya topeng akan terbuka dan bingkai akan patah.

Jika hati sudah tertutup, semua kebenaran akan dianggap salah, sedangkan kesalahan pada diri akan dianggap kebenaran yang mutlak. Inilah kecongkakan. Cepat atau lambat, waktu akan memberikan ruang untuk menjawab semua klaim.

Untuk menghadapi orang semacam ini, cukupkan diri untuk diamkan lisan, jadikan Sang Penguasa langit dan bumi memberi keputusan. Jadikan diri untuk terus bergerak menebar manfaat, teruskan ikhtiyar menorehkan karya, membuka tangan memberikan pelayanan.

Masa depan masih panjang, banyak agenda dan tugas yang menunggu. Lakukan saja hal yang berarti, agar hati tidak terkotori. Jangan tolehkan kepala ke arah belakang kecuali untuk mengevaluasi diri. Seorang mukmin tidak mungkin jatuh di lubang yang sama. Maka tatapan harus focus ke depan. Ikhtiyar semaksimal mungkin agar taqdir mengenal menta’zhim.

Ingat selalu pesan ini; berhati-hatilah dengan orang yang mengklaim dirinya baik, karena ia cendrung akan merusak tatanan. Jangan terkecoh dengan tutur halus katanya, lemah lembut perangainya. Semua adalah kamuflase untuk menghancurkan.

Semoga Allah senantiasa membimbing kita untuk meniti jalan kebenaran. Menunjukkan yang benar adalah benar hingga kita dapat mengikutinya. Ditunjukkan yang salah adalah salah hingga kita dapat menjauhinya. Aamiin.

“dan katakanlah, kebenaran telah datang dan kebathilan sudah musnah, sesungguhnya kebathilan itu pasti musnah”