Ada yang bertanya: seandainya sampean direndahkan oleh orang lain, atau dijelekkan nama anda di depan orang lain tanpa sepengetahuan anda. Apa yang akan anda lakukan?

Jawaban untuk pertanyaan ini kita cukupkan dengan sebuah ayat yang berkisah tentang qabil dan habil. Begini bunyi terjemahannya:

”Sungguh, jika engkau (Qabil) menggerakkan tanganmu kepadaku untuk membunuhku, aku tidak akan menggerakkan tanganku kepadamu untuk membunuhmu. Aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh alam.” (QS. Al-Maidah: 28).

Ayat di atas mengisyaratkan bahwa habil tidak akan membalas perbuatan saudaranya yang berniat membunuhnya. Kenapa? Ternyata habil sangat takut dengan (ancaman/siksa) Allah, Tuhan yang menguasai alam jagat raya.

Kembali ke pertanyaan di awal. Tentu kita tidak perlu membalas perlakuan buruk saudara kita terhadap kita karena kita tidak sama dengannya. Kita punya perinsip menebarkan kebaikan. Jika pun saudara kita menceritakan tentang aib kita kepada orang lain, maka yakinlah bahwa Allah akan lebih menutup aib kita.

Jika saudara kita memanjangkan lidahnya untuk menceritakan tentang diri kita, bahkan dengan enteng lidahnya mencelah. Maka cukuplah bagi kita untuk diam dan tentu dengan mendoakannya lebih utama. "Allahummaj'alni khairan mimma yazhunnu wala tu'akhidznii bima yaquul waghfirlii maa laa ya'lam".

"Ya Allah, jadikanlah aku lebih baik dari yang dia sangkakan, dan janganlah Kau hukum aku dengan perkataannya, serta ampunilah aku terhadap yang tidak ia ketahui".

Adakah yang lebih kuat dari doa yang dipanjatkan dengan penuh kesabaran? Tidak ada yang dapat memudhoratkan kita kecuali atas kegendak Allah. Maka teruskan berbuat kebajikan. Tidak semua keburukan harus dibalas dengan keburukan yang sama, adakalanya kita melawan dengan terus menebar kebaikan.

Jika kita melakukan kebaikan, maka tidak ada balasan kecuali kebaikan juga.

In syaaAllah.

هل جزاء الإحسان إلا الإحسان.

Wallahu a'lam bish-shawab.