Melvin Irawansyah

Seorang pembelajar. Berusaha mengajarkan apa yang telah dipelajari. Menggores karya dengan hati. Salam Literasi. Untuk saling sapa di media sosial, bisa b...

Selengkapnya
Navigasi Web
Kongsi Pahala

Kongsi Pahala

Kongsi amal

Dalam dunia pendidikan banyak sekali perubahan metode dan kurikulum. Apalagi jika sudah menyentuh ranah birokrasi, hampir setiap pergantian rezim berganti pula kurikulum pendidikannya. Baru-baru ini kita disampaikan bahwa aka nada perubahan kurikulum dengan nama prototipe. Mungkin para insan pendidikan akan bertanya-tanya seperti apa sih model kurikulum tersebut?

Kami tidak mau terlalu jauh membahas hal tersebut, kami justru lebih tertarik pada pembahasan personal pendidik sendiri. Bagaimana seorang pendidik dapat memberikan pendidikan kepada peserta didiknya? Pendidik seperti apa yang selalu diminati peserta didik dewasa ini? Atau apa sih peranan penting seorang pendidik dalam memajukan agama dan bangsanya?

Tentu pertanyaan di atas tidak serta merta kita temukan jawabannya di tulisan ini. Sebab secara personal pendidik harus mendapatkannya sendiri yang dimulai dari dirinya. Ada ungkapan mengatakan bahwa mendidik itu tidak boleh mendadak kalau mendadak berarti bukan mendidik. Ini menunjukkan bahwa segala sesuatu butuh proses. Itu juga yang ditegas Imam Asy-Syafi’I bahwa diantara syarat menuntut ilmu adalah waktu yang panjang bahkan sampai akhir hayat.

Pertama yang harus dikuatkan dalam diri seorang pendidik adalah ruh mendidik, atau motivasi dalam menebarkan ilmunya. Apa yang mendorongnya hingga memutuskan untuk menjadi pendidik? Tidak dipungkiri bahwa setiap orang adalah pendidikbagi siapapun bahkan untuk dirinya sendiri. Ini sangat pendting, jika seseorang mendidik apalagi terjun didunia pendidikan formal hanya sekedar untuk mendapatkan materi, maka segala bentuk pendidikan yang ia berikan harus ada nilai materinya.

Niat yang paling pas untuk para pendidik adalah menguatkan hubungannya kepada Tuhan. Sehingga apapun kendalanya dalam mendidik tidak akan menjadikannya patah semangat. Dia memahami bahwa salah satu bonus dalam mendidik adalah materi duniawi, tapi tidak hanya sampai di situ dia juga menginginkan materi itu bisa sampai kea lam akhirat berupa pahala yang kekal.

Al-alimu walmuta’allimu syariikani fil ajri

“Guru dan murid itu berkongsi dalam pahala”

Seorang guru akan mendapatkan pahala dalam mendidik, seorang murid mendapat pahala juga dalam menuntut ilmu. Seorang guru akan mendapatkan kebaikan dan bahkan doa dari malaikan dan seluruh makhluk Allah sampai ikan di lautan dan semut dalam lubangnya, setiap huruf yang ia ajarkan semakin memperkuat kebaikan yang ia dapatkan. Seorang murid yang tulus dalam menuntut ilmu juga meraih pahala yang tak terhingga bahkan dijanjikan bahwa seorang yang meninggal dalam keadaan menuntut ilmu dengan pahala syahid fi sabilillah.

“barangsiapa yang keluar dari rumahnya untuk menuntut ilmu maka ia termasuk dalam berjuang di jalan Allah sampai ia pulang”.

Wallahu a’lam bish-shawab

#Tantangan365Gurusiana

#TantanganHariKe2

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post