Jiwa Yang Lemas Teruji Fasilitas
Diantara ujian yang melenakan kebanyakan manusia adalah fasilitas hidup. Para pejabat dilenakan oleh berbagai fasilitas tunjangan. Para guru terlena dengan perangkat pembelajaran dan pendukung lainnya yang serba ada. Para pembelajar tidak lagi mencari segala komponen sebagai pembelajaran, tapi mencari fasilitas yang dapat menunjang kegiatan belajar yang bisa jadi tidak terlalu penting.
Guru kami pernah mengajarkan kami bahwa "orang yang berniat belajar, apapun akan menjadi pelajaran, tapi orang yang tidak memiliki niat belajar, sedang belajar pun tidak akan jadi pelajaran". Hal inilah yang telah menguras banyak energy para orangtua dalam mencarikan sekolah untuk anaknya.
Mempersiapkan peradaban suatu masyarakat yang berkarakter dan bangsa yang maju, fisik bangunan itu bukan prioritas. Pembangunan peradaban itu dimulai dari manusianya. Karena seringkali fasilitas yang banyak justru membuat lemah dan malas berpikir (lagi) untuk produktif.
Jika kita melihat bagaimana peradaban yang diciptakan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Justru banyak pergerakan dan perjuangan yang dilakukan beliau. Beliau adalah contoh tauladan kita dalam segala hal. Dalam semua urusan beliau memungkinkan memanfaatkan segala fasilitas yang Allah berikan padanya. Tapi itu tidak beliau lakukan.
Dalam aspek ibadah, fasilitas yang Allah berikan padanya adalah jaminan surga. Jika beliau mau, tidak perlu lagi untuk beribadah kepada Allah, tidak perlu lagi shalat malam hingga bengkak kakinya, tidak perlu lagi berjihad. Tapi beliau tidak sekali kali memanfaatkan fasilitas itu sewenang wenang. "Tidak suka kah kau jika aku menjadi hamba Allah yang berasyukur?" Ujar beliau tatkala ditanya oleh istri tercinta sayyidah Aisyah radhiyallahu anha.
Peristiwa isro' dan mi'raj yang beliau alami adalah salah satu fasilitas yang Allah berikan. Perjalanan yang hanya memakan waktu super singkat, hanya satu malam saja, tidak serta merta membuat beliau silau dan berbangga diri. Terbukti saat perintah untuk berhijrah dari kota Makkah almukarramah menuju kota Madinah almunawwarah, beliau melakukannya dengan sisi kemanusiaan beliau. Jika mau, tidak perlu beliau berjalan kaki, menyewa navigator dan bahkan harus dikejar-kejar kafir quraisy. Cukup dengan menggunakan fasilitas yang pernah beliau dapatkan saat isro' dan mi'roj, dalam sekejap langsung sampai ke tujuan.
Semoga fasilitas yang kita miliki tidak membuat kita terlena, tapi justru semakin memacu kita untuk terus bekerja dan aktif bergerak mencipta karya, dan yang paling penting tidak hilang rasa syukur dalam diri.
Wallahu a'lamu bish-shawab.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Aamiin. Sarat informasi. Terima kasih telah berkunjung. Salam sukses.
Alhamdulillah terimakasih.Salam
Semoga. Aamiin. Ulasan yang inspiratif Bapak. Salam Literasi
Alhamdulillah. Terimakasih bu. Salam literasi
Tulisan yang inspiratif Pak, semoga dengan adanya fasilitas menjadikan kita menjadi orang yang senantiasa bersyukur.
Alhamdulillah. Terimakasih. Aamiin yaa Robb..
Mantap pak ulasannya..semoga kita selalu bersyukur. Semoga sehat dan sukses selalu
Alhamdulillah. Terimakasih. Aamiin