Janji dan Ancaman
Seringkali kita mendapatkan janji manis dari seorang calon pejabat, baik saat mau dipilih atau saat sudah duduk di kursi jabatan. Seringkali juga kita kecewa dengan janji tersebut yang tidak kunjung ditunaikan. Itulah janji, iya bermanis rasa tapi hambar dan pahit dalam kenyataannya jika tak tertunaikan.
Beda halnya dengan ancaman, konotasinya selalu pahit dan menggentarkan. Menakutkan dan penuh dengan kesempitan hati bagi yang terancam. Tapi terasa melegakan tatkala ancaman itu dilepaskan dari diri.
Janji adalah perkara yang manis dan positif. Ancaman adalah perkara yang menakutkan dan negatif.
Dalam dunia kerja misalnya, janji seringkali diiringi dengan hadiah dan reward. Jika pekerja memiliki kinerja yang baik, maka dijanjikan kenaikan gaji yang signifikan, misalnya. Sedangkan ancaman selalu diiringi dengan sanksi. Jika karyawan selalu bolos dalam bekerja maka ancamannya adalah diputuskan hubungan kerja dengan secara tidak terhormat, misalnya.
Kekecewaan adalah efek dari ketergantungan. Orang yang terlalu mengandalkan janji seseorang, akan sangat kecewa ketika janji itu tidak ia dapatkan. Wajar jika manusia yang berjanji namun tidak ditunaikan dikatagorikan pada golongan orang yang munafiq. Sebab ada tifikal orang yang suka mengumbar janji untuk menutupi ketidak mampuannya. Maka berhati-hatilah dengan orang seperti ini.
Dalam menjalani hidup ini pun. Allah telah memberikan dua pilihan bagi hambanya, yaitu wa’dun yaitu janji dan wa’idun yaitu ancaman. Janji pahala bagi hamba yang selalu ta’at dan ancaman dosa bagi yang selalu maksiat. Janji surga bagi yang berbanyak amal sholeh, dan ancaman neraka bagi yang banyak beramal buruk.
Dalam hal ini, Allah tidak pernah ingkar dengan janjinya, dan tidak pernah meleset ancamannya. Tapi Allah selalu memberi ruang kepada hambaNya agar bisa bertaubat. Karena memang rahmat Allah lebih luas dari pada murkaNya, dan ruang yang Allah sediakan itu sangat luas, setiap perkara adalah amal sholeh. Setiap niat baik adalah kebaikan. Setiap niat keburukan yang tidak terlaksana, tidak akan menjadi dosa. Begitu luasnya kasih sayang Allah kepada hambaNya. Adakah hambaNya mau berfikir? Adakah hambaNya mau mengambil pelajaran?
Wallahu A’lam Bish-Shawab.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Hebaat dan keren luar biasa
Terimakasih