Diam itu Menenangkan
Guru saya pernah bilang, "Assukuunu sakiinatun" diam itu membuat tenang. Saya sempat mau bertanya, tapi sebelum itu terjadi beliau dengan sigap menjelaskan.
Dalam hidup ini, kita harus fokus pada target dan cita-cita. Akan banyak krikil dan duri yang akan menusuk kaki. Akan banyak komentar, caci maki dan bahkan sumpah serapah yang didapati.
Diam. Solusi agar hati kita tenang dan tetap fokus dengan target pekerjaan kita. Menjawab ketidaksukaan dengan penjelasan belum tentu menyelesaikan. Sebab orang jika sudah tidak suka, tidak butuh penjelasan. Sebab orang yang membencimu tidak akan mengerti dan tidak mau tau. Apalagi membalas dengan perbuatan yang sama, lalu apa bedanya kita dengan dia?
Memang adakalanya diam itu menyakitkan, tapi tahanlah untuk sementara waktu. Sebab membuktikan diri dengan prestasi tidak dapat langsung dalam sekejap. Butuh latihan berhari-hari dan kesabaran tingkat tinggi.
Prestasi yang kita raih juga bukan untuk membenarkan bahwa kita di pihak yang benar. Justru itu adalah bukti keberhasilan diri dari godaan yang menimpa dan keberjayaan diri dari terpaan yang menyiksa.
Ibnu Jauzi rahimahullah mengatakan, "meluapkan keluhan itu meski melegakan sejatinya sedang menunjukkan kelemahan, sedangkan bersabar justru menunjukkan ketegaran dan kemuliaan"
Wallahu a'lam
#Tantangan365gurusiana #TantanganHarike8
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar