Persahabatan itu, Rasanya Nano-Nano
#Tagur Hari ke 216
Lika liku kehidupan ibarat menempuh suatu perjalanan. Terkadang bertemu jalan yang lurus, berkelok bahkan berlubang.
Ada beragam rasa yang singgah dalam jiwa, tertawa, bahagia, menangis kadang terluka. Semua keluh kesah itu tak mungkin hanya ditopangkan terhadap diri sendiri, ada baiknya berbagi.
Manusia sebagai makhluk sosial pasti membutuhkan orang lain disetiap kepentingannya. Namun tidak semua orang lain sebagai tempat curahan hatinya. Berawal dari hubungan pertemanan bisa merebut hati dan kepercayaan seseorang untuk terlibat dalam perjalanan hidupnya itu. Selain keluarga yang mempunyai ikatan darah ada sosok yang dipercaya bahkan terkadang melebihi ikatan keluarga yaitu adanya teman yang menjadi sahabat.
Sahabat bisa datang dari mana saja, sama-sama dari satu sekolah, tempat kerja, pernah bertemu dalam satu kegiatan bahkan sahabat dari pertemanan dunia maya. Walaupun terkadang tak pernah bertatap muka tapi bisa menjadi sahabat sejati yang saling mengerti. Saat ia terjatuh, sahabat tidak mungkin akan membiarkan apalagi meninggalkan tetapi berusaha merangkul membangkitkan kembali dari keterpurukan.
Sahabat adalah teman dengan kepedulian rasa yang melebihi pertemanan. Saling perhatian dalam suka duka, senang susah, gembira ataupun bersedih maka sahabat akan hadir menemaninya. Ibarat permen nano-nano yang terkenal iklannya ditelevisi dengan rasa manis, asem dan asinnya.
Rasa yang unik seakan menggambarkan semua rasa yang dijalani dalam suatu jalinan persahabatan. Disaat seseorang sedang merasakan manisnya kehidupan, bahagia dengan suatu capaian maka sahabat akan ikut bahagia bersamanya tak ada sifat iri dengki yang memboncengi. Karena prinsip dari persahabatan itu adalah sukses baginya kesuksesan bagi sahabatnya juga.
Manis tak selamanya rasa yang dirasakan dari sebuah jalinan persahabatan. Ada rasa asemnya, yaitu seolah ada rasa yang tak saling mengenakkan. Mungkin karena kesalah pahaman memandang dan berpikir sesuatu, dll. Sehingga Ada kalanya saling berdiam diri walaupun satu visi. Namun dalam jalinan persahabatan tidak akan memperkeruh situasi, cukup dengan mengemut sesaat rasa asemnya. Lalu merenungi dan mengajak diskusi hingga saling menangisi sampai akur kembali.
Lain lagi sensasi rasa jalinan persahabatan yang satu ini, yaitu Rasa asin. Kelebihan rasa asin ini tetap memberikan warna dilidah saat merasakan fantasinya. Rasa yang asin entah dari pihak ketiga yang ingin memutusi, atau karena ego sendiri dan lainnya. Yang jelas ketika angin menggoyahkan persahabatan maka sahabat akan menghadang terpaan. Berusaha tetap kokoh berdiri dengan menghilangkan partisi yang menggoyahkan sendi-sendi.
Sahabat itu memang unik. Rasa nano-nano ramai rasanya itu tak hanya sekedar manis, asem, asin tetapi sesekali harus menelan rasa pahit. Seakan roboh, namun kepahitan itu lama kelamaan akan dinetralkan dengan kenang-kenangan indah saat menjalaninya, membayangkan bagaimana saat terjatuh dan bangkit bersama lagi. Pada akhirnya persahabatan abadi akan terjalin sampai akhir nanti. Sahabat yang akan bersama didunia dan mengantarkan sampai akhirat. Rasa nano-nano yang ditawarkan dari persahabatan memberikan indahnya menjalani kehidupan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ada yg ng bsa kita ungkp pd shabt... Pasti pd saudra. Sbaliknya ada yg bs pd saudara... Mk nya pd sahabat..... Jd antara shbt dn saudara itudua hal yg beda tp perannya sama...... Jd lah shabt pilihan temanmu
Makasih bu