Meliyana

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Bersama, Kita Cegah dan Berantas Rabies

Kasus rabies di Indonesia, 98 persen ditularkan melalui gigitan anjing dan 2 persen ditularkan melalui gigitan kucing dan kera. Di Indonesia kasus rabies pada hewan ditemukan sejak tahun 1884, sedangkan kasus rabies pada manusia pertama kali ditemukan pada tahun 1894 di Jawa Barat.

Pengertian Rabies atau Penyakit Anjing Gila

• Merupakan penyakit hewan menular yang disebakan oleh Lyssa Virus, virus RNA, famili Rhabdoviridae.

• Menyerang otak / susunan syaraf pusat dan sumsum tulang belakang hewan berdarah panas dan manusia

• Mmenyerang otak dan sumsum tulang belakang

• Hewan paling utama penyebar Rabies adalah anjing, kucing, monyet, musang, kelelawar dan serigala

• Bersifat zoonosis (penyakit menular dari hewan ke manusia).

• Hampir 100 persen fatal begitu gejala muncul dan berakhir dengan kematian

• Karena bahaya dan keganasannya terhadap kesehatan dan ketentraman hidup masyarakat dan belum ada obatnya. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit ini perlu dilaksanakan secara intensif.

Penularan

• Pada hewan yang menderita Rabies, virus ditemukan dalam jumlah banyak pada air liurnya.

• Virus ditularkan ke hewan lain atau ke manusia melalui :

1. Luka gigitan penderita rabies

2. Luka yang terkena liur penderita rabies (cakaran, jilatan)

Air liur akan masuk dan beraplikasi di otot, lalu menuju syaraf dan sampai ke otak. Dari Otak, virus menuju glandula salivarius (kelenjar ludah).

3 Fase Perjalanan Penyakit Rabies Pada Hewan

1. Fase Prodormal : Perubahan temperamen hewan, cari tempat dingin dan sepia tau jadi lebih agresif dan nervus, pupil mata meluas dan sikap tubuh kaku (tegang). Fase ini berlangsung selama 1-3 hari .

2. Fase Eksitasi : Tahap Kemarahan, hewan jadi ganas, menyerang siapa saja disekitarnya, makan barang yang aneh, air liur berlebihan / mulut berbusa, mata keruh & selalu terbuka, dan tubuh kejang / gemetaran.

3. Fase Paralisa: Hewan mengalami kelumpuhan pada semua bagian tubuh, koma, sulit bernafas dan berakhir dengan kematian.

GEJALA RABIES SECARA UMUM : salivasi / liur berlebih, agresif, kejang, tidak fokus, tidak memiliki koordinasi yang baik, apatis pada lingkungan, tidak nafsu makan, takut dengan air dan takut dengan cahaya

Gejala Rabies Bentuk Diam / Tenang (Dumb Rabies)

• Tubuh lumpuh, tidak dapat mengunyah dan menelan makanan, rahang bawah tidak dapat dikatupkan dan air liur menetes berlebihan Bersembunyi di tempat gelap dan sejuk

• Kejang berlangsung singkat, kadang tak terlihat

• Tidak ada keinginan menyerang atau mengigit.

• Hewan akan mati dalam beberapa jam.

Gejala Rabies Bentuk Ganas (Furious Rabies)

• Hewan agresif dan tidak menurut / mengenal pemiliknya.

• Menyerang orang, hewan dan benda sekitarnya

• Tubuh kaku, ekor dilipat diantara kedua paha belakangnya .

• Kejang-kejang, kemudian lumpuh dan mati setelah 4-7 hari menunjukkan gejala klinis.

Gejala Rabies Pada Manusia

• Demam, menggigil, dan nyeri bagian kepala

• Air liur keluar berlebihan, mulut berbusa

• Takut dan peka pada air dan suara.

• Mata lebih sensitig pada cahaya, pupil mata membesar, berairmata

• Haus tapi tidak bisa minum karena tenggorokan sakit, tidak bisa menelan akibat syarafBicara tidak karuan, selalu ingin bergerak, agresif, mengamuk, melakukan tindakan yang sangat membahayakan diri sendiri (karena rasa sakit yang teramat sangat dan sistem syaraf yang tidak terkendali) dan nampak kesakitan.

• Selanjutnya ditandai dengan kejang-kejang lalu lumpuh dan akhirnya meninggal dunia.

Upaya Pencegahan Hewan Tertular Rabies

1. Vaksinasi Rabies Teratur Setiap Tahun hewan peliharaan, anjing dan kucing sejak umur 3 bulan

2. Awasi hewan peliharaan terutama saat diluar rumah

3. Jangan sembarangan pelihara hewan liar

4. Hindari kontak langsung dengan satwa liar

Vaksinasi untuk manusia yaitu untuk orang yang berisiko tinggi terpapar virus seperti dokter hewan, petugas laboratorium yang menangani hewan-hewan terinfeksi, orang yang menetap atau tinggal lebih dari 30 hari di daerah endemik rabies serta korban gigitan atau cakaran binatang yang sudah pasti atau dicurigai menderita penyakit rabies (post exposure).

Tindakan Jika Ada Kasus Pengigitan dari Hewan Penular Rabies

1. Terhadap Hewan Yang Digigit

Segera cuci luka gigitan dengan sabun dan air mengalir 5-10 menit, keringkan, lalu tetesi dengan antiseptic (Iodium Tinctur/alkohol) jika memungkinkan

Segera kandangkan hewan dan laporkan pada petugas Puskeswan untuk penanganan dan pengawasan lebih lanjut

2. Terhadap Hewan Yang Menggigit

• Bila hewan berpemilik, tangkap hewan dan lapor/serahkan pada petugas Puskeswan untuk penanganan dan pengawasan lebih lanjut.

Hewan akan diobservasi selama 14 hari.

• Bila hewan liar, tangkap hidup & lapor/serahkan pada petugas Puskeswan untuk penanganan dan pengawasan lebih lanjut.

• Bila hewan sulit ditangkap dan terpaksa harus dibunuh, kepala hewan harus diambil dan segera diserahkan ke petugas Puskeswan untuk pemeriksaan laboratorium.

Setelah masa observasi selesai

• Bila selama observasi, hewan hidup dan hasil pemeriksaan laboratorium negatif Rabies, hewan tersebut harus mendapat vaksinasi Rabies dahulu sebelum diserahkan kembali kepada pemiliknya / dipelihara oleh orang yang berkenan,

• Jika dalam masa observasi anjing mati, otak hewan tersangka rabies dikirim ke Laboratorium untuk peneguhan diagnosa Rabies

3. Terhadap Manusia Yang Digigit

Segera cuci luka gigitan dengan sabun dan air mengalir 5-10 menit, keringkan, lalu tetesi dengan antiseptic (Iodium Tinctur/alkohol).

Segera lapor dan bawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk penanganan dan pengawasan lebih lanjut

(Pemberian vaksin anti rabies atau serum anti rabies, untuk mengurangi keparahan gejala yang muncul dan membentuk pertahanan terhadap virus).

Apabila Terjadi Kasus Gigitan Oleh HPR (Hewan Penular Rabies)

Masyarakat Harus Melaporkannya Ke Instansi Pemerintah Setempat

Untuk Kemudian Dilaporkan Ke Puskeswan Atau Dinas yang menangani peternakan dan kesehatan hewan

Vaksinasi untuk manusia yaitu untuk orang yang berisiko tinggi terpapar virus seperti dokter hewan, petugas laboratorium yang menangani hewan-hewan terinfeksi, orang yang menetap atau tinggal lebih dari 30 hari di daerah endemik rabies serta korban gigitan atau cakaran binatang yang sudah pasti atau dicurigai menderita penyakit rabies (post exposure).

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post