Koneksi Antar Materi Modul 3.1.a.9 Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran
Pandangan Ki Hadjar Dewantara dengan filosofi pratap triloka dikenal dengan semboyan ing garso sung tulodho (di depan memberi teladan), ing madya mangun karsa (di tengah membangun motivasi), tut wuri handayani (di belakang memberi dukungan), terlihat jelas bahwa peran guru sebagai pemimpin pembelajaran haruslah mengacu pada nilai-nilai kebaikan dengan menjiwai tiga semboyan yang dicetuskan oleh KHD tentang asas-asas pendidikan, karena guru adalah sosok yang diteladani oleh murid dan masyarakat sehingga suka atau tidak guru harus memantaskan diri untuk digugu dan ditiru dengan berupaya membentuk nilai-nilai kebaikan dalam dirinya.
Pengambilan keputusan juga ditentukan dengan nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang guru. Jika nilai yang tertanam dalam diri adalah nilai yang baik, maka keputusan yang diambil adalah keputusan yang bernilai baik, begitu sebaliknya. Lumpkin (2008), menyatakan bahwa guru dengan karakter baik mengajarkan murid mereka tentang bagaimana keputusan dibuat melalui proses pertimbangan moral. Keputusan-keputusan yang diambil oleh seorang guru yang memiliki nilai-nilai kebaikan dalam dirinya akan mampu melestarikan nilai-nilai kebaikan di tengah masyarakat melalui murid-murid mereka.
Dalam pengambilan keputusan yang tepat, seorang guru harus memiliki kemampuan coaching. Keterampilan komunikasi coaching dapat melatih guru dalam menciptakan semangat Tut Wuri Handayani sehingga dapat membangun rasa percaya dalam diri murid mereka. Sehingga murid merasa bebas menceritakan permasalahan yang dihadapinya, dan guru juga bebas bertanya melalui pertanyaan-pertanyaan reflektif untuk menguatkan kodrat murid.
Keputusan yang telah diambil dapat direfleksikan kembali sehingga menjadi keputusan yang dapat dipertanggung jawabkan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, karena keputusan tersebut akan sangat berpengaruh terhadap masa depan murid. Dalam keadaan sosial emosional yang tidak stabil, seorang guru sangat tidak dianjurkan untuk membuat keputusan. Dalam keadaan yang demikian berkemungkinan keputusan yang diambil malah menimbulkan masalah baru atau merugikan orang lain, lingkungan, dan bahkan diri sendiri. Pengambilan keputusan yang tepat membuat seorang guru dapat memaksimalkan potensi murid dan sebaliknya. Keberhasilan seorang guru bukan hanya mengajarkan kecerdasan kognitif tetapi juga kecerdasan social-emosional serta kecerdasan spiritual secara berimbang.
Pengambilan keputusan yang melibatkan dilema etika atau bujukan merupakan keputusan yang sulit. Hal ini disebabkan oleh prinsip-prinsip etika yang saling bertentangan tetapi bernilai benar. Keputusan yang diambil sudah harus melewati 9 langkah pengambilan keputusan sehingga keputusan tersebut adalah keputusan yang bertanggung jawab.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar