Filosofi Mangga
Filosofi Mangga
Lagi musim mangga, meski tak punya kebun namun diseberang rumah ada pedagang musiman dengan pick up menjual mangga harga terjangkau dengan tampilan menggiurkan.
Akhirnya berpindahlah beberapa kilo mangga dagangan itu ke ruang makan.
Awal beli sempat ngerujak, tentulah yang masih mengkal dan belum matang.
Dan hari ketiga si buah telah benar-benar matang dengan warna kuning ceria.
cocok di juice, kebetulan Surabaya yang kemarin-kemari mendung dan hujan hari ini cuacanya masuk kategori hot.
Usia itu ibarat mangga, tidak selalu yang tua dipetik terlebih dahulu.
Jika pingin buat pepes bandeng mangga maka dipetiklah yang muda, ambil yang megkal, karena pingin ngerujak.
Pingin yang manis, pingin juice maka pilihan jatuh pada yang tua
Pohon mangga memiliki filosofi yang bisa diambil sebagai pelajaran hidup, walau selalu disakiti, buahnya dilempari dengan batu, selalu saja dia memberikan buah yang enak
Bahkan selalu melindungi orang-orang yang berteduh dibawahnya.
Bagaimana filosofi mangga menurutmu ??
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar