Hidupku dalam 4 babak
“Kawan mari kita buka catatan, kita tulis semua pesan yang Tuhan sampaikan lewat tiap detik episode peran yang kita mainkan dalam kehidupan”.
Kala senja saat itu, setelah melahap buku karangan wanita sholehah pemilik wajah teduh dan tutur kata bak pelepas dahaga. Terlintas sejenak episode-episode peran yang kita mainkan, sambil menggali pesan apa yang ingin disampaikan tuhan setiap detiknya.
Malam itu bocah berumur sepuluh tahun, tertidur lelap. Tak disangka dia bermimpi buruk, dalam mimpinya silugu berjalan disebuah lorong dengan gedung tua dikanan dan kirinya simanis berjalan lurus kemudian terhenti sejenak karena tersedak literan beras yang dipaksa masuk kedalam kerongkongannya sambil terengap anak tersebut teriak. Mulailah kengerian-kengerian berikutnya bangunan disekelilingnya runtuh dan di ujung jalan, murid kelas empat sekolah dasar tersebut melihat bapaknya tertimbun bangunan runtuh .
Awan hitam meliputi rumah kami, sesak dada terasa nyata bagai tertancap bambu runcing. Kami dapat kabar bahwa semalam polisi menyatroni rumah kami, menawan bapak kami dengan tuduhan penyelundupan dan hukuman satu tahun penjara. Hahh terasa segar sekali episode hidupku kala itu.
“Duhai Pria gagah kami tidak pernah paham betapa perihnya hidupmu. Kerut wajahmu rupanya karena kami, betapa banyak luka yang kau dapat demi kami. Semoga bisikan ini dapat meredakan degub jantungmu serta menenangkan hatimu. Kami mencintaimu dengan segala kekurangan dan kesederhanaanmu. Sini ayah kemarilah peluklah kami dan cukuplah engkau berusaha semampumu saja demi kami keluargamu dari anakmu tercinta.
Ya ialah AYAHKU”.
Perasaan ibu seperti menelan ratusan buah simalakama. wanita tiga anak tersebut dirundung bingung entah dengan cara apa ia menjelaskan kepada anak-anaknya yang kala itu masih kecil. Nampaknya tak usai disitu masalah perempuan yang bagi kami sangat tegar ini. Setelah nenek kami yang sudah berusia senja ini mengetahui kisahnya. Wanita paruh baya ini memandatnya untuk meninggalkan pria malang dibalik jeruji itu atau pergi meninggalkan rumahnya. Tubuh wanita tegar tersebut seketika kaku, nafas pun serasa enggan masuk ketubuh wanita malang tersebut. Suara kami anaknya saat itu memecah lamunya dan membuatnya berkata “Maaf mak, dijah memilih pergi dari rumah ini karena tidak bisa mak dijah pergi meninggalkan mas ahmad yang sedang tertimpa musibah lagi pula kasihan ima, dinda dan sekar masih pada kecil mak” kata wanita tergar tersebut sambil menahan bendungan air matanya.
“Sok pen silahkan ini pilihan dijah, emak tidak bisa berbuat apa-apa hanya bisa mendoakan” wanita paruh baya tersebut merelakan putrinya memilih jalannya sendiri.
“Ibumu...
Ibumu...
Ibumu...
Sungguh biarpun ribuan pisau tertancap ditubuhmu, engkau akan tetap menghadirkan senyum dihadapan kami anakmu. Seluruh karang didunia ini tidakan mampu menandingi ketegaranmu dimata kami. Maaf kan kami ibu. terima kasih atas kehidupan yang telah engkau beri kepada kami. Terima kasih atas doa yang selalu engkau panjatkan untuk kami. Bila lelah kemarilah ibu kami siap menjagamu. Salam dari anakmu”
Saat itu langit mendung, udara terasa lembab, dingin suara hampa bergema seolah mengerti perasaan wanita tegar ini. Dengan sigap ia membawa ketiga putrinya dan beberapa peralatan rumah tangga kemudian pergi meninggalkan kediamannya, saksi bisu setiap episode kehidupannya sejak ia dilahirkan kedunia.
Dijualnya beberapa perabotan, untuk modal hidupnya beserta tiga putrinya sekaligus urusan pria malang dibalik jeruji tersebut. Waktu yang memulihkan hati wanita tegar ini.
“ Sungai itu tandus
Padang pasir itu subur
Mana yang tepat ??
Garam itu manis
Gula itu asin
Mana yang adil??
Aku ingin semua sesuai.
Aku ingin semua sesuai.
Aku ingin semua sesuai.
Maka kutenggelamkan rindu.
Maka kubakar pilu.
kemudian kuterima itu”
Baginya kebahagiaan fana, pernahkah kau merasa kosong pernahkah kau merasa hampa ia selalu. Setiap detik, menit, jam, hari, minggu dan bulan serasa melambat baginya. Namun ketiga putrinya seperti obat hatinnya. Si sulung bernama Fathima andara , si pengais bungsu bernama Dinda andara dan si bungsu bernama Sekara andara. Sekar anak yang baik dan pengertian terhadap orangtua, karenanya sibungsu ini sangat dimanja oleh ibu, tentu tidak semata-mata karena si manis ini anak bungsu melainkan karena pengertiannya terhadap orangtuanya. Kedua kakanya seringkali memanfaatkan sekar dengan mengompori sekar agar si lugu ini mau membujuk ibu untuk mengajaknya bermain ke taman ria, sesekali rencana tersebut berhasil namun, tidak juga jarang rencana tersebut tidak berhasil karena bila ibu bilang “ maaf nak, ibu lagi tidak ada uang. Uangnya ibu pakai untuk kirim kebapak di pesantren” dengan polosnya sekar menjawab ringan “ oh begitu ya bu. Tidak apa-apa ko bu” di ikuti dengan senyum manisnya. Sangat bersyukurnya wanita tegar itu memiliki sekar, namanya sama seperti pribadinya begitu lembut dan membuat indah keluarganya. Waktu begitu cepat berlalu tak terasa setahun berlalu. Pria malang dibalik jeruji dapat menghirup udara bebas.
“dibalik jeruji itu lebih indah. Karena jeruji yang sebenarnya adalah kebebasan yang melenakan”
“selamat ulang tahun kami ucapkan..
Selamat panjang umur kita kan doakan..
Selamat sejahterah sehat sentosa..
Selamat panjang umur dan bahagia..”
Pesta ulang tahun sekar yang ke lima, suara riang tawa murid Tk memecah sepih. Kebahagiaan begitu menghangatkan, sekar tampak senang sekali meniup lilin ulang tahunnya. Teman temannya satu persatu mengucapkan selamat kepada bocah lugu ini. Dengan suara imutnya sekar menjawab “Terima kacihh” sebagian temannya menjawab “sama-sama”. Kebahagian terasa nyata saat ini ketika keluarga kami berkumpul kembali. Lembar kehidupan kini telah berganti hitam menjadi putih ataukah putih akan menjadi hitam, hidup adalah misteri takan terdebak bila belum pada waktunya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
cakeep...
keren...
manis... bu sarah emng manis
manis... bu sarah emng manis