Mei Impiyani

Sebagai seorang Guru Bimbingan Konseling yang berpengalaman, saya memiliki komitmen untuk membantu siswa mencapai potensi terbaik mereka. Saya berdedikasi untuk...

Selengkapnya
Navigasi Web
'Ketika Etika Terpinggirkan Guru dan Siswa siapa yang Patut Menjadi Sorotan?'
"Ketika Etika Terpinggirkan: Guru dan Siswa siapa yang Patut Menjadi Sorotan?"

'Ketika Etika Terpinggirkan Guru dan Siswa siapa yang Patut Menjadi Sorotan?'

Krisis Etika dan Moral dalam Pendidikan: Tanggung Jawab Siapa?

Di era modern ini, bukan hanya siswa yang mengalami krisis moral, tetapi juga banyak guru yang mengalami krisis etika dan moral. Kasus demi kasus muncul di media massa, mengungkap oknum guru yang berbuat tidak senonoh terhadap anak didiknya. Situasi ini sangat miris dan tidak patut dicontoh, karena perilaku tersebut tidak mencerminkan profesinya sebagai pendidik. Guru yang seharusnya menjadi teladan, justru merusak generasi penerus bangsa. Ini adalah gambaran degradasi moral yang dialami oleh beberapa guru, yang tidak menghayati tugas dan tanggung jawab mulia mereka.

Krisis Moral di Kalangan Guru

Krisis moral serta etika dari seorang guru terjadi karena kurangnya pemahaman tentang tugas dan tanggung jawab sebagai pendidik yang mulia. Seharusnya, seorang guru memegang teguh etika profesi, mencerdaskan generasi muda, dan membimbing mereka menuju masa depan yang cerah. Namun, kenyataannya, masih ada guru yang bertindak sebaliknya, sehingga merusak kepercayaan siswa dan masyarakat terhadap institusi pendidikan.

Ketidaksopanan Siswa terhadap Guru

Tidak hanya guru yang mengalami krisis moral, tetapi juga siswa yang menunjukkan ketidaksopanan terhadap guru. Ada siswa yang berani melawan, bahkan melakukan pelecehan terhadap guru. Fenomena ini menimbulkan pertanyaan mendalam tentang akar permasalahan yang sebenarnya. Mari kita analisis dari hulu ke hilir.

Menjadi Teladan yang Baik

Seorang guru harus menjadi teladan yang baik bagi para siswa dalam mewujudkan perilaku yang berkarakter. Bukan hanya siswa yang dituntut untuk memiliki etika dan moral yang baik, tetapi guru juga harus menunjukkan etika dan moral yang baik sehingga siswa dapat meneladani mereka. Apapun yang dilakukan oleh seorang guru akan terekam di memori siswa, mempengaruhi cara mereka berperilaku dan bertindak.

Sebagai seorang guru BK, saya sering melihat kasus siswa bermasalah yang dihadapi dengan sikap lantang dan mencibir oleh guru-guru lain. Tidak hanya satu orang, tetapi beramai-ramai menghakimi siswa dengan label-label yang tidak pantas. Misalnya, "Oh, ini anak nakal ini," atau "Si ini biang kerok kelas," dan berbagai ucapan yang merendahkan lainnya. Bukankah tindakan seperti ini termasuk bullying? Benarkah itu sikap seorang guru?

Dampak Negatif Perlakuan Guru

Dalam hati, saya merasa sakit melihat perlakuan tersebut. Bagaimana mungkin seorang pendidik justru ramai-ramai menghakimi dan mempermalukan siswa di hadapan banyak guru? Setelah itu, apakah mungkin siswa mau mendengarkan nasihat dari guru-guru ini? Siswa yang dipermalukan akan kehilangan kepercayaan diri dan tidak mungkin mendengarkan nasihat dari orang yang merendahkan mereka. Perasaan siswa tersebut sudah hancur, dan tujuan pendidikan kita menjadi sia-sia. Berapa persen mental anak bisa tetap baik-baik saja setelah diperlakukan seperti itu?

Poin penting yang harus kita pegang adalah bagaimana kita bisa mendapatkan simpati siswa agar mereka mau mendengar nasehat dari kita. Namun, jika guru justru merendahkan siswa, mungkinkah hal itu terjadi? Saya rasa justru akan menimbulkan rasa abai dan muak dengan guru semacam ini. Bukan sadar, mereka hanya takut. Bukan menjadi baik, di belakang malah bisa jadi sikapnya menjadi lebih buruk.

Pentingnya Kolaborasi dalam Pendidikan

Efektif atau tidaknya dalam mendidik bukan hanya tanggung jawab satu guru saja, tetapi banyak guru yang berperan. Jika ada siswa yang berhasil, bisa jadi karena didukung oleh guru lain yang lebih sabar dan mampu menumbuhkan kembali rasa percaya dirinya. Namun, bagaimana dengan siswa yang tidak beruntung? Dalam mendidik, sangat dibutuhkan kolaborasi dari banyak pihak, baik guru, rekan sejawat, wali murid, pemangku kebijakan sekolah, maupun masyarakat.

Beberapa siswa yang pernah saya dorong untuk melakukan refleksi tentang kebijakan sekolah dan guru-guru di sekolah, mengeluhkan banyak hal. Mereka merasa diperlakukan kasar, mendapatkan sanksi yang tidak membangun, dan merasa malu karena dipermalukan. Hal ini harus menjadi perhatian kita semua. Walaupun siswa masih berada di usia muda, bukan berarti suara mereka tidak penting untuk kita dengar.

Siapa yang Bertanggung Jawab?

Lalu, siapa yang wajib bertanggung jawab atas kondisi ini? Jawabannya adalah kita semua. Guru harus introspeksi diri, memahami etika profesi, dan menjadi teladan yang baik. Sekolah harus menciptakan lingkungan yang mendukung kolaborasi positif antara semua pihak yang terlibat dalam pendidikan. Masyarakat dan orang tua juga harus berperan aktif dalam mendukung perkembangan moral dan etika anak-anak.

Kesimpulan: Perubahan Dimulai dari Diri Kita

Krisis moral dan etika dalam pendidikan bukanlah hal yang tidak bisa diatasi. Dengan kesadaran dan usaha bersama, kita bisa membawa perubahan positif. Guru harus menjadi contoh yang baik, siswa harus dihargai dan didengar, dan semua pihak harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang sehat dan bermartabat. Hanya dengan demikian, kita bisa memastikan bahwa generasi masa depan Indonesia tumbuh menjadi individu yang cerdas, bermoral, dan siap menghadapi tantangan zaman.

Tulisan ini adalah seruan bagi kita semua untuk merenungkan dan mengambil langkah konkret dalam memperbaiki sistem pendidikan. Mari kita jadikan pendidikan sebagai investasi jangka panjang yang berharga, dan bersama-sama, kita bisa membawa pendidikan Indonesia menuju taraf yang lebih tinggi, setara dengan negara-negara maju.

Disclaimer: Artikel ini mengungkap pendapat pribadi penulis berdasarkan pengalaman dalam dunia pendidikan. Pendapat yang disampaikan dapat berbeda dengan sudut pandang individu lainnya. Pembaca diharapkan untuk membaca dengan mempertimbangkan perspektif yang beragam dan mencari informasi tambahan sebelum membuat kesimpulan pribadi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa. Ulasan yang sangat menginspirasi Bunda

20 Jun
Balas

Terimakasih ulasannya, salam literasi

20 Jun

Terimakasih ulasannya, salam literasi

20 Jun



search

New Post