Malam
Gulita datang surya menghilang
Desiran bayu meraung syahdu
Dingin menyapa menusuk tulang
Bangunkan jiwa memelas rindu
*
Aku tertegun memandang awan
Hanya gemintang mengulum kelam
Hati tercekad rindu menghunjam
Lumpuhkan nurani layuhkan badan
*
Malam
*
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Puisi yang indah dan syahdu. Keren, Pak
Malam saat membangunkan jiwa yang resah dan tafakur pada kepasrahan illahi. Apik banget diksi puisi relijinya ini. Salut
He he... Terima kasih pak guru. Mencoba lagi. Ternyata blog dirubung iklan.
Segera diprrmiimkan, pak..biar nggak ada iklan
Luar biasa, puisi indah dengan diksi yang mempesona. Salam sehat, sala literasi Pak Barid. Sukses selalu
Keren diksinya. Sukses selalu sahabat
Syahdu