Begitu bersemangat, Vera mengemas perbekalan untuk dirinya sendiri dan anak semata wayangnya. Paling tidak harus menyiapkan baju ganti selama seminggu. Liburan semester ini dia manfaatkan untuk mengunjungi suaminya yang bekerja di kota lain. Sudah lima tahun ini mereka harus LDR ( Long Distance Relationship ). Suami tercinta diterima di sebuah perusahaan yang ada di kota lain yang jaraknya sekitar 250 KM dari tempat tinggalnya kini. Setiap bulan suaminya menyempatkan pulang untuk mengobati rindunya kepada istri tercinta dan anak laki-lakinya. Kunjungan Vera kali ini tidak diberitahukan sebelumnya karena dia ingin memberi surprise sekaligus ingin merayakan ulang tahun pernikahan yang ketujuh.

Setelah menempuh perjalanan dengan kereta selama lima jam sampailah Vera di rumah kontrakan suaminya. Surprise yang dia rencanakan pun berhasil. Malamnya mereka bertiga merayakan ulang tahun pernikahan di sebuah rumah makan yang tergolong mewah dan berkesan romantis. Selayaknyalah pernikahan selalu dipupuk dengan saling perhatian, saling pengertian, dan romantisme.

Sudah menjadi kebiasaan, Vera selalu bangun untuk sholat malam di sepertiga malam terakhir, dilanjutkan dengan sholat subuh kemudian melakukan aktivitas rutin sebagai seorang ibu rumah tangga. Meskipun dia juga seorang pegawai pemerintah, tugas sebagai ibu rumah tangga dia kerjakan sendiri tanpa bantuan asisten rumah tangga. Pagi itu, setelah menyiapkan sarapan pagi dia mencuci baju. Dibawanya keranjang yang berisi pakaian kotor ke dekat mesin cuci. Diambilnya satu persatu baju kotor tersebut. Lho….kok ada baju kayak gini….. Kemudian dia menanyakan ke suaminya :” Mas, ini baju apa? Baju siapa?” Dengan suara bergetar suaminya berusaha menjelaskan keadaan yang sebenarnya. Vera sama sekali tak bisa mencerna penjelasan suaminya. Air matanya tak berbendung, mengalir deras membasahi pipinya. Semudah itukah ikatan pernikahan akhirnya bercabang? Harus beginikah perjalanan yang dia lalui ? Secepat itukah sebuah komitmen menjadi rapuh?