Minat dan Semangat
Pergantian kurikulum tentu saja menyebabkan pergantian kebijakan. Salah satunya tentang penjurusan. Pada kurikulum K-13 ini siswa sudah memilih jurusan sejak tahun pertama masuk MA atau SMA. Di madrasah tempatku mengajar ada tiga jurusan yaitu Keagamaan, MIPA, dan IPS. Mekanisme pemilihan jurusan berdasarkan minat siswa. Selain itu juga diadakan tes awal untuk memetakan kemampuan siswa. Penekanan tes ini adalah pada kemampuan baca tulis Al-Qur’an dan ibadah amaliyah terutama sholat. Jangan sampai terjadi, siswa Madrasah Aliyah tidak bisa membaca Al-Qu’ran dan tidak mengerjakan sholat. Bukankah amal yang pertama kali dihisab nanti adalah sholat? Jadi sangatlah tepat langkah seleksi awal yang dilakukan oleh pihak madrasah.
Hasil tes awal ini nantinya akan ditindaklanjuti berupa kegiatan bimbingan untuk memperlancar baca tulis Al-Qur’an dan hafalan. Tugas mulia untuk para guru agama.
Sebelum diterapkan K-13, pemilihan jurusan dilakukan di tahun kedua. Selain berdasarkan minat, pertimbangan penjurusan juga melibatkan hasil belajar siswa yang diperolehnya selama satu tahun mengikuti proses pembelajaran. Istilah yang dipakai adalah penelusuran bakat dan minat.
Meskipun pihak madrasah sudah melakukan proses seleksi, terkadang masih ada siswa yang merasa kurang nyaman dengan jurusan yang dipilihnya. Terbukti dengan adanya siswa yang masih berganti-ganti jurusan. Yang sudah masuk jurusan Keagamaan pindah ke MIPA, yang MIPA pindah jurusan ke IPS atau sebaliknya. Itulah kenyataan dari siswa kita.
Sehabis sholat dhuhur tadi ada seseorang yang mengucap salam dan mengetuk pintu rumahku. Rupanya ada alumni yang datang dengan sepupunya, namanya Alma. Untuk menghindari kontak yang terlalu lama, segera kutanyakan maksud kedatangannya. Dia bilang mau mencari guru les Kimia untuk Alma. Setelah kutanya, Alma sudah kelas XII di salah satu pondok ( Maaf tidak menyebutkan nama pondoknya ). Apa yang dia keluhkan dengan pelajaran Kimia? Sebenarnya bukan hanya Kimia, tetapi mapel lain seperti Matematika dan Fisika juga. Karena yang diterapkan kurikulum pondok, maka pelajaran umum ( di luar pelajaran keagamaan ) kurang mendapatkan porsi yang cukup.
Alma hanya salah satu contoh siswa yang berkemauan kuat, mempunyai minat yang besar dalam menuntut ilmu. Betapa senangnya seandainya kita memiliki siswa yang selalu bersemangat seperti ini….
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar